Itu alasan pertama, yakni di belakang mereka menghina, tapi pura-pura baik saat bertemu.
Alasan kedua tidak menghargai orang berilmu. Kami masih ingat betapa seorang kader dengan latar belakang umum menjadi murobbi dari kader yang jauh lebih paham agama daripadanya. Bisa kita bayangkan kader yang mumpuni secara keilmuan agama didikte oleh murobbi ahli matematika. Dan itu hanya ada di partai DAKWAH. Wajar jika para asatidz semisal Daud Rasyid, Yusuf Supendi, Ihsan Tanjung, dan lainnya memilih untuk keluar dari partai yang semakin tidak adanya bedanya dengan yang lain.
Alasan ketiga tidak ada budaya otokritik. Hal ini bisa kita ketahui dengan mudah, baik dengan interaksi langsung atau membacanya dari internet. Kader-kader PKS sangat antusias mengkritik, menghina, mencaci, dan menjatuhkan martabat kelompok lain. Jika ada kader partai lain korupsi, mereka aktif mengumbarnya ke publik. Tapi jika kader PKS yang korupsi, dibela mati-matian.
Untuk masisir, saya tidak perlu mengungkit lagi betapa jahat kader-kader PKS membuat opini pembusukan karakter para ulama Al-Azhar. Jika ada orang balik mengkritik mereka, mereka akan punya tanggapan lagi Para pengkritik itu mereka sebut sebagai orang yang iri, jahat, tidak bertanggungjawab, banyak dosa, dan lain-lain. Memang kader-kader PKS sangat kreatif dan pandai bersilat lidah.
Alasan keempat, tamak dan rakus kekuasaan. Setelah kami ngobrol dengan para senior di Mesir ini, ternyata tak ada bedanya PKS yang di Mesir dengan yang di Jakarta. Para kader PKS berambisi untuk menguasai apapun yang bisa dikuasai. Maka, tidak usah heran jika kader-kader PKS ingin mnguasai BEM atau PPMI di Mesir ini. itu sudah menjadi agenda mereka.
Alasan kelima, dusta. Kedustaan yang dibangun oleh atasan akan dipercaya oleh seluruh kader. Dusta jamaah inilah yang paling berbahaya. Itulah lima alasan utama kita tidak perlu coblos PKS.