Mohon tunggu...
KOMENTAR
Halo Lokal

Malang Rawan Banjir: Mencari Solusi Jangka Panjang

15 Juni 2024   12:45 Diperbarui: 15 Juni 2024   13:35 69 0
Baru-baru ini, Kota Malang kembali dilanda banjir akibat hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari. Dalam beberapa tahun terakhir, bencana banjir seolah menjadi tamu rutin yang datang setiap musim hujan. Pada bulan Juni 2024, sembilan titik di Kota Malang tergenang air, merusak infrastruktur dan mengakibatkan banyak kerugian. Melihat frekuensi dan dampaknya, sudah saatnya kita bertanya: apakah kita hanya akan berdiam diri dan menunggu banjir berikutnya, atau kita akan mulai mencari solusi jangka panjang?

 1.Infrastruktur dan Drainase yang Tidak Memadai

Salah satu penyebab utama banjir di Kota Malang adalah infrastruktur drainase yang tidak memadai. Banyak saluran air yang tersumbat oleh sampah atau tidak mampu menampung debit air yang tinggi saat hujan deras. Ini diperparah dengan pembangunan yang tidak terencana di daerah-daerah rawan banjir. Jalan Taman Siswa di Kelurahan Purwantoro adalah contoh nyata di mana dinding pagar rumah jebol akibat derasnya aliran air.

Membangun infrastruktur yang lebih baik dan memperbaiki sistem drainase adalah langkah mendesak yang harus diambil. Namun, ini membutuhkan komitmen dan investasi besar dari pemerintah daerah serta kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Kota Malang membutuhkan perencanaan urban yang lebih baik, termasuk pengembangan sistem drainase yang mampu menangani peningkatan volume air selama hujan deras. Proyek ini tidak hanya membutuhkan alokasi dana yang besar tetapi juga waktu yang cukup lama untuk implementasinya. Oleh karena itu, perencanaan harus dimulai segera dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat setempat, untuk memastikan bahwa solusi yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan.

2. Pentingnya Penghijauan dan Pelestarian Alam

Berkurangnya daerah aliran sungai di Kota Malang juga menjadi penyebab terjadinya banjir mengubah ruang hijau menjadi kawasan pemukiman atau komersial  mengurangi kemampuan tanah dalam menyerap air hujan Jika air hujan tidak cukup meresap maka akan cepat mengalir  ke saluran air dan meluap program penghijauan perkotaan dan perlindungan hutan di daerah hulu harus diprioritaskan menanam pohon di daerah rawan banjir dapat membantu menahan air dan mengurangi risiko banjir Selain itu, kegiatan konservasi perlu diperkuat untuk menjamin kelestarian daerah aliran sungai untuk menjaga ekosistem yang mampu menyerap dan mengasimilasi air hujan secara efektif, pengelolaan ruang terbuka hijau dan perlindungan hutan di  sekitar Kota Malang harus diperkuat

3. Pendidikan dan Partisipasi Masyarakat

Pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang dampak perilaku mereka terhadap lingkungan tidak boleh diabaikan. Kampanye yang mendorong warga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan saluran air dapat memberikan dampak positif. Partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar mereka adalah kunci dalam upaya pencegahan banjir.

Pendidikan lingkungan harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah di Kota Malang. Dengan menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, kita dapat menciptakan generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan kelestarian alam. Selain itu, program-program edukasi untuk masyarakat umum, seperti lokakarya dan seminar tentang manajemen lingkungan, juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga dalam upaya pencegahan banjir.

4. Tindakan Pemerintah dan Kerjasama Antar Lembaga

Pemerintah Kota Malang harus mengambil tindakan proaktif dengan melakukan audit menyeluruh terhadap sistem drainase kota dan merencanakan perbaikan yang diperlukan Kolaborasi dengan institusi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan masyarakat setempat dapat mempercepat proses mitigasi dan penanganan banjir Selain itu, pemerintah perlu berinvestasi pada teknologi dan infrastruktur yang dapat memprediksi dan mengelola banjir dengan lebih baik Sistem peringatan dini dan  respons cepat dapat membantu mengurangi dampak banjir dan menyelamatkan nyawa Misalnya, memasang sensor dan peralatan pemantauan di titik-titik strategis dapat memberikan informasi real-time yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan saat terjadi banjir Pemerintah juga perlu mengembangkan rencana tanggap darurat yang komprehensif dan melibatkan semua sektor masyarakat dalam pelatihan dan simulasi bencana Dengan begitu, warga bisa lebih siap dan tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi banjir Rencana ini harus mencakup evakuasi, penyediaan tempat penampungan darurat, dan alokasi dukungan logistik yang efisien.

Jadi dapat di simpulkan Banjir di Kota Malang bukanlah masalah yang dapat diatasi hanya dengan tindakan reaktif. Diperlukan pendekatan jangka panjang yang mencakup perbaikan infrastruktur, pelestarian lingkungan, edukasi masyarakat, dan tindakan proaktif dari pemerintah. Jika kita hanya menunggu hingga banjir berikutnya terjadi tanpa melakukan perubahan signifikan, maka kita akan terus terjebak dalam siklus bencana yang sama. Sudah saatnya Kota Malang mengambil langkah-langkah nyata untuk memastikan bahwa banjir bukan lagi ancaman rutin bagi warganya.

Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi sangat penting. Setiap pihak harus memainkan perannya dalam menjaga dan memperbaiki lingkungan. Dengan komitmen bersama dan tindakan nyata, kita bisa membuat perubahan yang signifikan dan menjadikan Kota Malang lebih tangguh terhadap ancaman banjir. Tidak ada kata terlambat untuk memulai, namun setiap penundaan hanya akan memperburuk situasi. Mari kita beraksi sekarang untuk masa depan yang lebih baik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun