Seluruh asa tercecer di ruang tak berpenjaga. Bak tempat buku yang lama tak dirawat oleh sang empunya. Mata suntuk, pikiran terpuruk, hati seolah tertusuk mengingat keterbatasan yang menembok kokoh di hadapan pelupuk. Namun, hati tak henti-hentinya berorasi bahwa "Tuhan selalu bersama prasangka hamba-Nya". Hingga hirrahku tergugah untuk terus melangkah walau patah-patah.Â
KEMBALI KE ARTIKEL