Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Bilik Kecil untuk Mimpi

1 Oktober 2024   19:07 Diperbarui: 1 Oktober 2024   23:07 33 0
Desir angin mengelus leher hingga merinding mulai terasa. Bukan karena kehadiranmakhluk supranatural melainkan debur hujan yang begitu kencang. Pohon-pohonmenari-nari mengikuti alunan rintik air dan arah mata angin. Matari yang hariannya telah bangun tersenyum kepada dunia urung unjuk diri entah mengalah atau kalah dari mega abu-abu. Yogyakarta pagi ini pun tampak muram karena tak ada sorotan maha vitamin kalsiferol. Maha yang terusir oleh awan yang berdesir. Di balik pohon yang bergoyang terdapat gubuk sederhana yang berdiri sama reyot dengan goyangan pohon. Angin kuat seolah ingin maruntuhkan bilik kecil itu yang keras kepala tetap tegak. Tak perlu ditelisiki hingga ke dalam, meski hanya sekilas rumah itu tampak memerlukan renovasi sebab atap bercelah-celah, dinding miring dan sekeliling mulai basah yang tak lumrah. Air meninggi hampir menyaingi tinggi pondasi. Tampak memprihatinkan. Namun, yang di dalam tak pernah mengeluhkan takdir kehidupan. Meski kota ini basah dan mendung Lillah tetap tersenyum dan tak pernah murung. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun