Suatu hari anak pun mampu mengeluarkan bahasa dari mulut kecilnya, apalagi kalau bukan memproduksi input berupa kosa kata yang sekian lama tersimpan di memorinya.
Tak sedikit orang tua yang berharap kelak anaknya bisa ngomong bahasa Inggris, menguasai bahasa Arab, bahasa Mandarin dan lainnya, tapi lupa atau tidak tau bagaimana mewujudkannya dengan lebih mudah.
Dalam teori belajar behaviourism dalam kaitannya dengan belajar bahasa, anak yang belajar bahasa harus rutin di stimulus dengan bahasa yang kita ingin dia kuasai. Suatu hari dia akan bisa merespon, di situlah interaksi terjadi. Kemampuan anak dalam berbahasa tersebut menjadi hasil dari belajarnya yang dalam teori tersebut dikatakan sebagai perubahan sikap (dari tidak tau menjadi tau, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mempraktekkan menjadi mempraktekkan).