Istilah saling menghargai dan toleransi menjadi hal yang sempat banyak dilupakan pada momentum Pilkada Jakarta 2017 lalu. Politik identitas kembali muncul dan memainkan peranannya. Menjadi berbahaya tentunya bagaimana hadirnya politik identitas, khususnya di Jakarta sebagai ibu kota dapat memberikan dampak besar terhadap kesatuan bangsa. Sebagaimana menurut Seyla Benhabib (2002) yang menyatakan bahwa “kemunculan kebudayaan sebagai sebuah arena kontroversi perpolitikan yang intens merupakan salah satu aspek yang paling membingungkan dari keadaan kita akhir-akhir ini”. Politik identitas atau kebudayaan layaknya senjata yang mematikan, namun cukup ampuh bagi kelompok mayoritas. Bagaimana antar kandidat yang seharusnya bertarung melalui visi-misi, program kerja, serta langkah taktis apa yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan di Jakarta, nyatanya lebih banyak terbatas kepada pertarungan antara identitas.
KEMBALI KE ARTIKEL