Dari segi hukum, proses naturalisasi bagi atlet internasional di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Ada banyak regulasi yang mengatur pemberian kewarganegaraan kepada warga negara asing, termasuk persyaratan bahwa calon warga negara harus telah tinggal di Indonesia selama beberapa tahun dan memberikan kontribusi signifikan. Dalam kasus atlet, seperti pemain sepak bola, pemerintah bisa memberikan kewarganegaraan melalui jalur khusus demi kepentingan nasional, terutama jika mereka dianggap mampu membawa perubahan besar di bidang olahraga nasional. Namun, Messi sudah terikat erat dengan timnas Argentina, dan berdasarkan regulasi FIFA, seorang pemain hanya bisa membela satu negara setelah bermain di turnamen resmi.
Secara politik, naturalisasi Messi akan menjadi langkah besar bagi Indonesia. Jika pemerintah serius ingin membawa Messi ke Tanah Air, maka diplomasi tingkat tinggi dan kesepakatan besar antara Argentina, FIFA, dan Indonesia harus dilakukan. Selain itu, langkah ini juga akan membutuhkan persetujuan parlemen dan sejumlah kementerian terkait. Di sisi lain, naturalisasi Messi bisa menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat dan para atlet lokal. Beberapa mungkin akan melihat ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sepak bola nasional, tetapi yang lain mungkin menganggapnya sebagai tindakan tidak adil bagi talenta lokal.
Dari sudut pandang ekonomi, jika Messi benar-benar dinaturalisasi oleh Indonesia, dampaknya akan sangat besar. Indonesia bisa mendapatkan sorotan global, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pariwisata dan investasi. Messi adalah merek global, dan kedatangannya ke Indonesia bisa menarik perhatian sponsor-sponsor besar. Klub-klub sepak bola di Indonesia juga akan mendapatkan manfaat dari peningkatan minat dan dukungan finansial. Namun, pertanyaan utamanya adalah: berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membawa Messi ke Indonesia? Apakah pemerintah dan dunia olahraga Indonesia siap untuk menanggung konsekuensinya?
Secara sosial, kedatangan Messi akan menjadi fenomena besar. Sepak bola adalah olahraga yang sangat populer di Indonesia, dan kedatangan sosok besar seperti Messi akan disambut dengan antusiasme yang luar biasa. Ia akan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola profesional. Namun, dampak jangka panjangnya perlu dipertimbangkan dengan bijak. Apakah kedatangan Messi akan membantu mengembangkan infrastruktur dan sistem pembinaan sepak bola nasional, atau hanya akan menjadi sensasi jangka pendek yang tidak berkelanjutan?
Di sisi lain, Messi mungkin tidak akan tertarik pada prospek naturalisasi di Indonesia. Ia telah mencatat sejarah yang luar biasa bersama Argentina, memenangkan Piala Dunia 2022, dan prestasinya sudah mendunia. Secara emosional, Messi tampaknya sangat terkait dengan negaranya, dan kecil kemungkinan ia akan menginginkan perubahan drastis seperti pindah kewarganegaraan. Meski tawaran besar bisa datang dari Indonesia, loyalitas Messi kepada Argentina tampaknya sulit untuk digoyahkan.
Dari sisi sepak bola internasional, naturalisasi Messi oleh Indonesia juga akan menimbulkan pertanyaan tentang validitas proses ini di mata FIFA. Badan sepak bola internasional tersebut memiliki aturan ketat mengenai naturalisasi pemain, terutama terkait dengan waktu tinggal dan hubungan nyata dengan negara yang akan diwakili. Proses ini juga membutuhkan persetujuan dari badan sepak bola negara asal, dalam hal ini Argentina, yang jelas tidak akan rela melepas ikon nasionalnya.
Selain itu, jika Messi benar-benar dinaturalisasi, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana ia akan berkontribusi bagi tim nasional Indonesia. Meski Messi adalah pemain kelas dunia, sepak bola adalah permainan tim, dan kontribusi individualnya mungkin tidak cukup untuk membawa Indonesia ke puncak prestasi internasional jika infrastruktur sepak bola nasional tidak mendukung. Masalah mendasar dalam pengembangan pemain, pelatihan, dan sistem kompetisi di Indonesia perlu diatasi terlebih dahulu.
Terlepas dari semua spekulasi, pembicaraan tentang naturalisasi Messi oleh Indonesia mengundang diskusi menarik tentang perkembangan sepak bola nasional. Mungkin, alih-alih fokus pada pemain asing, Indonesia lebih baik berinvestasi dalam pengembangan pemain muda, infrastruktur, dan pelatih berkualitas. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat menghasilkan bintang-bintang lokal yang dapat bersinar di kancah internasional, tanpa harus mencari 'jalan pintas' melalui naturalisasi pemain bintang.
Kesimpulannya, kemungkinan Lionel Messi dinaturalisasi oleh Indonesia sangat kecil, baik dari segi hukum, politik, maupun sepak bola internasional. Namun, diskusi ini bisa menjadi pemicu bagi pemerintah dan dunia sepak bola Indonesia untuk lebih serius membangun fondasi yang kuat untuk kemajuan sepak bola nasional. Daripada bermimpi mendatangkan bintang luar, mungkin sudah saatnya kita fokus pada potensi yang ada di dalam negeri.