Acara yang berlangsung selama tiga hari ini dihadiri oleh berbagai personel penerangan dari satuan-satuan TNI AD di seluruh Indonesia. Rizal Mutaqin, sebagai pendiri Bhumi Literasi yang juga memiliki latar belakang kuat di bidang literasi militer, menyampaikan pentingnya narasi yang kuat dan efektif dalam menyampaikan informasi, terutama bagi lembaga militer.
"Komunikasi yang baik melalui narasi yang tepat dapat membantu meningkatkan kepercayaan publik terhadap TNI AD. Penting bagi kita untuk mampu menyampaikan pesan yang jelas dan bermakna," ungkap Rizal dalam sesi diskusi panel. Ia juga menekankan peran narasi dalam membangun citra positif dan keterbukaan di era digital.
Workshop ini diselenggarakan dan difasilitasi oleh Dinas Penerangan TNI AD yang berkolaborasi dengan beberapa pakar komunikasi dan penulis profesional. Para peserta mendapatkan materi tentang teknik penulisan berita, pengelolaan media sosial, serta strategi komunikasi untuk menghadapi tantangan era digital. Dalam hal ini, Rizal turut berbagi pengalamannya dalam mengelola platform literasi yang telah sukses menggandeng banyak kalangan di luar militer.
Tema "Membentuk Penerangan TNI AD Cakap Bernarasi" dipilih sebagai respons terhadap semakin pentingnya komunikasi publik yang transparan dan terpercaya. TNI AD sebagai salah satu pilar utama pertahanan negara dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Rizal Mutaqin menambahkan bahwa kemampuan narasi yang baik bukan hanya soal penyampaian informasi, tetapi juga soal bagaimana pesan tersebut dapat menggerakkan hati dan pikiran audiens. "Dalam dunia literasi, narasi adalah kekuatan yang dapat mengubah pandangan dan menciptakan persepsi," jelasnya.
Selain diskusi dan materi teoritis, workshop ini juga menghadirkan sesi praktik di mana peserta diajak untuk membuat tulisan dengan format berita resmi militer. Rizal sendiri menilai, latihan menulis seperti ini sangat bermanfaat bagi personel TNI AD agar semakin terbiasa dalam menyusun berita yang efektif dan sesuai standar.
Kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari para peserta. Mereka merasa bahwa workshop tersebut memberikan wawasan baru tentang pentingnya keterampilan komunikasi dalam konteks militer, terutama dalam menghadapi tantangan disinformasi dan misinformasi yang kerap muncul di media sosial.
Melalui workshop ini, TNI AD berharap dapat membentuk personel penerangan yang tidak hanya piawai dalam menulis, tetapi juga mampu menyampaikan narasi yang akurat, informatif, dan inspiratif. "Ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan komunikasi publik TNI AD," pungkas Rizal.
Dengan partisipasi aktif Rizal Mutaqin, acara ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara militer dan komunitas literasi untuk meningkatkan kapasitas narasi di era digital yang semakin kompleks.