Setelah cukup lama saya tidak bersharing-sharing ria dengan sobat2 kompasiana, kali ini saya ingin melepas kangen sambil sharing bareng tentang ilmu bioinformatika.. Saya yakin, masih banyak dari Sobat2, termasuk saya sendiri yang masih awam tentang ilmu ini. Baru dua hari yang lalu saya mendapat materi ini saat workshop internasional ICTS 2010 di Jurusan Teknik Informatika ITS. Ada dua orang yang menjadi pembicara dalam seminar tersebut. Keduanya saya akui merupakan orang yang sangat ahli untuk bidang bioinformatika. Pembicara pertamanya, Anto Satriyo Nugroho, Dr.Eng dari BPPT Indonesia sebagai ahli Data Mining Khususnya di bidang Bioinformatika. Beliau sejak S1 melakukan studi dan penelitian di Nagoya Jepang dan baru kembali ke Indonesia tahun 2007 lalu. Belau asli orang Indo, Sob. Bangga dong kita punya orang yang udah ahli beginian. Yang kedua yaitu, Prof. Virendra C. Bhavsar dari University of New Brunswick, Canada. Beliau ahli di bidang penelitian bioinformatika. Yang satu ini gelarnya udah prof.. Pastinya bukan orang sembarangan...
Sebelum kita menginjak lebih dalam, perlu kita sharing dl, apa itu bioinformatika. Buat orang yang masih awam seperti kita ini, gampangnya bioinformatika itu ilmu hasil perkawinan antara biologi dan informatika. Buat para Sobat yang ahli ato tau tentang ini bisa memberi comment mengenai definisi ilmiahnya, ato kalo ngebet pengen tahu juga, bisa tanya sama Prof. Wikipedia deh.. hehe... Oke, back to topic,, sepertinya aneh juga mengawinkan ilmu biologi yang umumnya kita kenal ngurusin makhluk2 hidup dengan ilmu informatika yang ngurusin benda mati (baca : komputer). Ga perlu dibuat bingung, Sob.. Tujuan adanya bioinformatika itu, untuk membantu memecahkan masalah dalam ilmu biologi dengan bantuan ilmu informatika. Ilmu biologi yang dibahas saat ini umumnya masih dalam lingkup dunia kesehatan, Sob.. Kelak masalah-masalah lain di bidang biologi bisa juga dipecahkan dengan ilmu informatika. Kita tahu, teknologi informasi dapat membantu memberikan hasil yang akurat, cepat, dan efisien dalam segala hal. Nah, di sini ilmu informatika akan membantu memecahkan masalah keakuratan, kecepatan, dan efisiensi dalam bidang biologi kesehatan. Seperti yang kita tahu, Sob, biasanya gandengan ilmu informatika kan ilmu elektronika. Secara, ga bakal ada ilmu informatika kalo ga ada teknologi elektro ini... So, untuk mengawinkan biologi sama informatika, teknologi elektro sangat berperan penting.
Selama ini yang kita tahu, cuma orang yang diberi kelebihan alias di luar normal alias orang "sakti" aja yang bisa mendiagnosa penyakit yang diderita seseorang. Bisa dibuktiin deh, belum tentu dokter yang udah kuliah sampe ngeluarin beratus-ratus juta mpe mungkin milyaran untuk kuliah sana-sini mpe bertahun-tahun sanggup mendiagnosa setiap penyakit dengan tepat. Sekedar berbagi pengalaman buat Sobat2, beberapa waktu lalu, beberapa karyawan di tempat kerja ayah saya terserang wabah penyakit. Beberapa memeriksakan ke dokter dan hasil diagnosanya hanya sakit demam biasa. Kemudian mereka seperti biasa diberi resep obat yang harus diminum. Lama kelamaan, penyakit mereka malah semakin parah. Sampai diopname di RS segala. Dan yang disayangkan, sampai ada salah satu karyawan yang meninggal. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun... Sampai detik itu, belum diketahui penyakit apa yang sebenarnya menyerang. Sampai ada salah satu karyawan tesebut yang inisiatif untuk pergi ke salah seorang Ustadz. Hasilnya, Ustadz itu bilang, itu penyakit malaria. Akhirnya, karyawan itu mengabarkan kepada ke kawan2 lainnya. Setelah melalui pengobatan yang sesuai, ternyata ga sampe seminggu seluruh karyawan yang sakit itu sembuh total. Weleh2... ternyata pak ustadz lebih tau daripada pak dokter yah...Mungkin sobat-sobat juga punya pengalaman yang hampir sama?? hehe...
Nah dari situ kita bisa tahu, ternyata dokter itu sebenernya ga gampang untuk mendiagnosa seseorang. Ilmu biologi, patologi, dan kawan2nya yang selama ini dipelajari ga cukup untuk menyelesaikan masalah tersebut. perlu bantuan alat teknologi yang canggih untuk menghasilkan diagnosa ilmiah yang tepat alias akurat. Nah, saat ini penelitian dan teknologi tersebut sedang dikembangkan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Berbagai alat diciptakan untuk mengatasi berbagai hal tersebut. Dalam ilmu informatika, teknologi yang diciptakan tersebut akan digunakan sebagai penangkap data yang akan dideteksi, selanjutnya data tersebut diolah satu persatu dan dideterminasi dengan beberapa algoritma pemrograman, sehingga didapatkan hasil berupa keadaan biologis yang sedang dialami seseorang atau kemungkinan makhluk hidup lainnya. Sulit dibayangkan algoritma apa yang akan digunakan untuk mengolah data yang jumlahnya mencapai jutaan tersebut. Komputer di rumah kita aja ga mungkin buat nampung data bermeta-meta byte tersebut. Bisa-bisa jebol ntar, Sob. hehe.. Namun, alat teknologi tersebut juga tidak serta merta dapat menentukan orang ini sedang sakit ini atau itu, kekurangan ini atau itu. Perlu ada penelitian sampel terhadap beberapa contoh kasus terlebih dahulu. Dan sampel yang dibutuhkan itu tidak sedikit, bisa beribu2 sampel. Sehingga, bisa kita bayangkan betapa luar biasanya teknologi yang akan diciptakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun dengan effort yang besar, kita yakin kelak alat teknologi tersebut pasti akan ada. Ga perlu khawatir soal harga alat yang diciptakan tersebut sob.. dalam kurun waktu tertentu harga alat teknologi seperti itu pasti akan terus turun
Nah sekarang, apa hanya untuk mendeteksi penyakit saja teknologi itu?? Nggak juga sob, diharapkan alat tersebut nantinya juga bisa menentukan kandungan dan takaran atau dosis obat yang dibutuhkan oleh seseorang yang sedang terserang penyakit. Sering kita tahu dokter menuliskan resep obat kapsul dengan isi yang macam2 dengan takaran dan dosis tertentu. Nah dokter tersebut menuliskannya secara umum sesuai penyakit yang diderita seseorang. Padahal ga semudah itu menentukan takaran obat. Dosis obat atau kandungan kimia dalam obat untuk masing-masing orang kan berbeda2 sob. Sebenernya ga bisa kita menentukan dosis untuk orang dewasa misal 1 sendok makan, untuk anak-anak 1 sendok teh. Padahal, terkadang ada juga kan orang yang sudah dewasa tapi badannya cebol atau masih usia 10 tahun tapi tingginya udah 150 cm. Nah kebanyakan sekarang dosis obat itu disesuaikan dengan luas permukaan tubuh sob. Jadi ga bisa sembarangan.
Sampai saat ini, alat yang telah ada untuk membantu mengatasi masalah ini contohnya itu microarray sob. alat ini untuk bidang biologi molekuler, bisa digunakan untuk mendapatkan sampel data sel-sel atau preparat untuk diteliti dengan komputer. Namun kabarnya untuk memeriksanya dengan alat ini membutuhkan biaya yang besar. Kabarnya, untuk tiap sel yang diteliti dengan alat ini menghabiskan biaya 800 dollar, Sob. Padahal jumlah sel yang harus dijadikan sampel ga mungkin cuma satu atau sepuluh kan sob? Tapi buanyak sekaleee..... fiuh..fiuh..fiuh...
Kita berdoa aja deh sob.. Moga kelak alat ini termasuk alat-alat teknologi lainnya bisa cepat dikembangkan dan dapat diproduksi secara massal dengan harga yang bisa terjangkau oleh institusi Rumah Sakit di seluruh dunia. Entah kapan alat ini ada, yang penting kita terus berusaha dengan effort yang besar supaya teknologi-teknologi yang diciptakan semakin dapat membantu dan menguntungkan kita semua. Mari kita juga turut membimbing anak-anak bangsa, supaya kelak mereka dapat memperbaiki kehidupan masa depan kita menjadi lebih baik... Termasuk saya sebagai mahasiswa, semoga saya bisa mengemban amanah sebagai anak bangsa dan mampu mewujudkan cita-cita luhur menjadi orang yang produktif dan kreatif.
Sekian dulu tulisan corat-coret dari penulis. Ga lupa penulis juga mohon maaf jika penulis ada kesalahan kata baik tersirat maupun tersurat dalam tulisan ini.. Silakan Sobat2 memberi komentar, boleh deh yang pedes2, asalkan sopan ya Sob... Thx a Lot...
Salam Kompasiana lagii... :)