Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Inter Terpuruk Salah Siapa?

21 September 2011   04:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:46 357 0

Pertandingan dini hari tadi dengan skor 3 : 1 untuk kemenangan Novara membawa Inter mengulang edisi terburuk di tahun 1922 dimana Inter tidak dapat memenangi satu pertandingan di kompetensi resmi. Pola 3-4-3 ala Mr Gasperini dianggap menjadi biang kerok keterpurukan Inter saat ini. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan sebuah skema permainan sepakbola, pola 3-4-3 yang di usung Alberto Zacheronisaat membesut Milan mampu menghadirkan scudetto.

Menyalahkan Gasperini ? bukan merupakan sebuah tindakan bijak, mengaitkan dengan eks Juventini mungkin salah alamat bahwa faktanya Mr Trapp dapat menghadirkan scudetto ke 13 untuk Inter yang notebenenya eks pelatih Juventus. Menyalahkan pemain lebih mengada-adakan jika melihat pertandingan4 pertandingan terakhir lihat WS 10 yang bermain ngotot di setiap pertandingan. Faktanya tidak ada yang mau mengalami kekalahan termasuk saya Interisti.

Terpuruk Inter salah siapa menjadi pertanyaan saya sejak menyaksikan pertandingan via streaming maklum Indosiar gak dapat di daerah saya dan untuk nobar harus menempuh 16 km dari rumahserta meninggalkan buah hati. Sebagai Interisti mungkin saya mencoba –kalo boleh menjadi Inter Forensik untuk mendedah masalah ini.

Flash back Yuk

Permasalahan terpuruknya Inter mungkin di sebabkan pasca Inter berhasil merebut Scudetto, Coppa dan Tropy Champion yang dikenal dengan Treble Winner dan menjadi klubItalia pertama yang mampu meraihnya. Ditengah euforia Mourinho yang menjadi pelatih kepala mengundurkan diri pasca Inter menunduk Munchen di final liga champion. Euforia berubah menjadi Ironi karna sosok Mourinho merupakan sosok yang dikagumi oleh semua pemain.

Selain Mourinho adalah sosok Moratti sang patron big bos Inter, Moratti yang telah 14 tahun memimpin Inter tahun 2010 merupakan tahun melepas bayang-bayang sang ayah Angelo Moratti . Angelo Moratti sosok presiden yang mampu membuat Inter di masanya mendapat julukan La Grande Inter.

Moratti pasca pindahannya Mourinho mencoba mencari pelatih yang memiliki kepasitas untuk mereferasi moral pemain, pilihannya tepat jatuh pada Rafel Benitez . Tetapi sangat disayangkan Rafa Benitez tidak di berikan kebebesan pembelian pemain berbeda di jaman Mourinho atau Mancini yang membebaskan pelatih membeli pemain sesuai skemanya walaupun mahal harganya ingat saat ini Inter memiliki utang yang cukup besar $361 M.

Efek dari keterbatasan Benitez akan pemain yang ada membuat permainan Inter cukup menarik tetapi miskin gol dan kemenangan, efeknya adalah pemecatan Benitez walau mampu memberikan dua tropy Supercoppa dan Piala dunia antar klub. Mungkin interisti sudah pada tahu bahwa Benitez dipecat karna mengancam manajemen Inter untuk meminta pemain.

Mungkin Benitez harus mengancam management Inter karna memiliki analisa yang cukup mendalam tentang kondisi psikologi pemain Inter. Efek Mourinho masih membawa bekas di tubuh tim lihat saja beberapa pemain Inter yang mencoba ikut dengan Mourinho seperti Maicon. Efeknya adalah pemain seperti sebuah nada tanpa irama. Mungkin sebuah pembelan management Inter adalah ‘dont change the wining team’ dan masih yakin dengan komposis tim yang ada. Tetapi sepertinya Benitez bener ingat Benitez adalah pelatih yang mampu memutus hegamoni Madrid dan Barca dan mampu membawa tropy Champion bersama Liverpool dengan kondisi ketinggalan 3 gol dari Milan.

Pengalihan kursi kepelatihan dilanjutkan ke Leonardo eks legenda Milan, Leonardo cukup berhasil menurut saya di Inter mampu menjaga harmonisasi antar pemain Inter, dan mampu membuat management berpikir untuk membeli pemain, Pazzini, Kharja, Nagatomo adalah pemain-pemain yang datang di Januari. Mungkin management Inter mau membeli pemain karna kemampuan Leonardo sebagai pencari bakat cukup sukses di Milan Kaka dan Pato adalah rekrutannya.

Tetapi sayang Leonardo mengakhri bulan madunya di Inter dengan menjadi direktur teknik PSG klub kaya baru eks klub yang dibelanya. Leonardo semasa di Inter mampu memberikan coppa Italia dan permainanan indah penuh dengan memasukan gol dan defense yang kurang kuat serta kalah di beberapa pertandingan penting.

Pemilihan Mr Gasperini terlalu berlarut-larut mungkin Moratti kesulitan dalam menentukan pelatih untuk klubnya setelah terdengar kabar bahwa ada penjanjian lisan antara Pep Guardiola dengan Moratti yaitu kesediaan Pep untuk melatih Inter. Kabar tersebut bahkan muncul saat Mourinho akan pergi dari Inter trus berlanjut saat Inter di latih oleh Rafa Benitez. Sehingga membuat kesulitan bagi pemain untuk berlatih bersama dengan skema baru yang di kembangkan pelatih. Bahkan termasuk dalam urusan transfer pemain yang datang saat penutupan transfer pemain walaupun rektrutan Inter termasuk baik.

Inter terpuruk salah siapa?

Jika merunut dari flash back tersebut pasca raihan treble winner mungkin sosok Moratti menjadi sosok yang paling besar untuk di sorot. Entah pasca raihan tersebut Moratti sudah tidak lapar lagi akan gelar dan prestasi Inter karna sudah mampu bahkan melebihi prestasi sang ayah sehingga terlalu mudah mengambil keputusan.

Penggantian Mourinho dengan Benitez jika melihat efek Mourinho terhadap pemain akan lebih bijak mungkin Moratti menjadi Beppe Baresi sang asisten menjadiPelatih kepala. Pemecatan Benitezdan kebijakan transfer ketika saat ini Eto’o bisa di jual olah Moratti mengapa pemain Inter yang ingin ikut dengan Mourinho tidak bisa dilepas sehingga Benitez dapat pemain yang di inginkannya.

Pemilihan Gasperinimungkin menjadi sebuah kesalahan kecil bagaimana mungkin Moratti tidak mengetahui kesulitan Inter memakai skema 3 bek, Alberto Zacheroni tidak sukses di Inter walau hanya sebagai pelatih pengganti.

Atau memang ini semua taktik Moratti untuk menghadapi tekanan dari rival-rivalnya terhadap kasus calciopoli ? atau Moratti ingin mengembalikan rate Seri A agar kembali terkenal karna hegomini klubnya ? atau mungkin Moratti ingin mengembalikan para pemain dan Interisti kembali kebumi?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun