Memang Marzuki Ali tidak ada matinya itu jargon yang cocok untuk politisi dari Partai Berkuasa (Partai Pak Beye alias Partai Demokrat), belum selesai kasus si "Udin" yang "kabur" ke Singapura dengan alasan sakit atau berobat karena ada gangguang jantung saking banyak dosa atau korupsinya, sementara politisi yang lain Max Supacua menyayangkan dan minta pulang, sementara Ketua Fraksi PD di Demokrat juga meminta pulang dan tidak tahu alasan keperdian ke Singapura..he he he memang makin kacau si Poltak yang tidak sudah Tumpul ini. Sementara muncul lagi kalau ada kebocoran Informasi Cekal ke si Udin.
Belum hilang ingatan dan akal sehat kita tentang rencana Pembangunan Gedung DPR dimana Marzuki Ali termasuk salah satu pimpinan DPR yang ngotot untuk membangun dengan alasan meningkatkan kinerja anggota DPR sementara rekannya Pramono Anung dari PDIP minta pembangunan tersebut ditunda karena menyakiti perasaan rakyat yang sudah memberikan amanat dan kehormatan kepada Anggota DPR keĀ Senayan.
Sekarang muncul lagi perseteruan antara Politisi karbitan ini dengan salah satu anggotanya yaitu Nurhayati dari FPAN yang notebene partainnya dipimpin oleh calon besan SBY sang penasehat Partai Demokrat.
Kalau DPR mau jujur selama ini penyusunan Anggaran di DPR memang penuh kong kalikong tidak heran kalau banyak politisi ditangkap oleh KPK karena memang menjadi calo dan maling anggaran buat rakyat. Sekarang kita diberikan informasi oleh orang dalam DPR dengan fakta yang sebenarnya terjadi tetapi yang dituding merasa tersungging.
OK kalau kita buka APBN, coba dilihat berapa banyak APBN terpakai untuk membayar hutang yang dibuat oleh rezim Suharto yang uangnya banyak dikorup oleh para kroninya, dan berapa banyak APBN yang harus dikeluarkan setiap tahun untuk membayar hutang karena BLBI yang pengusaha yang mengemplang BLBI tersebut sekarang sudah menjadi orang kaya lagi di Indonesia bahkan ada yang dapat izin lagi untuk membuat Bank atau membeli Bank lagi.
Kemudian berapa banyak anggaran yang memang diperuntukan untuk rakyat kecil dan miskin sementara anggaran pendidikan yang 20% ternyata banya terpakai untuk pendidikan kedinasan yang prosesnya juga banyak atau rentan korupsi, berapa bannyak Anggaran untuk DPR dan Kepresidenan?
Sekarang rakyat tidak bodoh lagi Om dan Tante (Istilah di Poltak), apa anda dibakar rakyat di Gedung DPR tersebut seperti tahun 1998 lalu. Entahlah !!!
Salam
@MAcademy24 : @Rizal2407
www.masrizal-academy.blogspot.com