Berbagai pandangan ataupun opini terhadap masalah ini banyak bermunculan, ada yang berpendapat, dijadikanyanya Polisi menjadi target penembakan, ini merupakan aksi balas dendam terhadap tindakan Polisi menangkap para teroris yang dianggap terlalu berlebihan sehingga membuat mereka dendam. Sementara itu juga ada yang menganggap perang perebutan lahan jasa pengamanan dan pengawalan, termasuk menjadi becking dan bodyguard yang sering memunculkan konflik.
Untuk menghindari korban yang lebih banyak dan aparat Kepolisian selalu dijadikan target, maka perlu dalam hal ini ada kerja sama yang saling sinergis antara Polri dengan TNI, terutama dalam mengungkap dan mengejar siapa pelaku penembakan Polisi selama ini. Polisi tidak usah malu atau gengsi untuk meminta bantuan TNI dalam membantu tugasnya terutama dalam menangkap pelaku penembakan.
Apalagi Kepala Staf AngkatanDarat (Kasad) Jenderal TNI Budiman, siap membantu polisi baik dalam bentuk soft dan hard power dalam menangkap siapa pelakunya. Membuka tabir siapa pelaku penembakan Polisi, paling tidak dapat menjelaskan dan membuktikan dugaan-dugaan yang ada. Kita juga berharap Polisi juga melakukan langkah evaluasi dan koreksi diri, apakah seluruh tugas dan tanggungjawabnya dilaksanakan dengan prosedur yang benar.
Logikanya, Polisi tidak perlu banyak musuh atau dibenci kalau tindakan dan prilakunya menunjukkan sebagai Bayangkara yang baik, dalam mengayomi masyarakat,semoga tidak ada lagi yang menjadi korban. Tidak boleh Polisi dan kita semua kalah dengan teroris atau pelaku kriminal, untuk itulah TNI harus bisa membeckup tugas Polisi, yang disadari dinamika dan tantangannya terus bertambah berat. Kita bangga dan senang kalau TNI dan Polri saling bekerjasama dan solid dalam menyelesaikan persoalan bangsa ini, tidak ada lagi konflik dan ribut pengaruh dan kepentingan, semua saling menghargai dan menghormati.