Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Tragedi di Rumah Pengantin Baru (ECR-2 #71)

29 April 2011   03:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:16 1565 3
[caption id="attachment_105885" align="aligncenter" width="448" caption="www.blog.my-weddingbelle.com"][/caption]

Malam Jum'at di Desa Rangkat, jam menunjukkan pukul sembilan lewat tiga puluh menit, masih terlalu sore buat pasangan penganten baru Bocing dan mbak Asih untuk menunaikan tugas dan kewajiban mereka sebagai pasangan suami istri. Tetapi...

"Ayo mas buruan buka bajumu" terdengar suara mba Asih sayup-sayup dari kamarnya.

"Iya sabar dek, aku juga sudah tidak tahan," Si Bocing menjawab ucapan istri barunya itu.

"Pelan-pelan aja ya mas, biar enggak sakit?," Mba Asih melanjutkan.

"Iya dek pelan-pelan, kasih minyak dikit biar enggak perih."

Beberapa menit kemudian,

"Gimana mas, enak kan?"

"Ouh..iya enak dek, agak mendingan sekarang, kalau sudah selesai jangan lupa di lap ya dek biar gak lengket di badan".

"iya mas nanti pasti adek lap".

Tanpa mereka sadari ada sosok misterius yang sedang mengendap-endap di samping kamar rumah penganten baru itu. Dia mencoba mengintip ke dalam kamar, tetapi tak ada celah sedikit pun untuk nya melihat apa yang sedang terjadi di dalam sana.

Karena kurang berhati-hati sosok misterius itu menginjak kaleng biskuit yang ada di samping kamar, dan menimbulkan suara berisik. Kloonteeeenggg....

"Woi, sapa itu diluar!" Bocing spontan berteriak dari dalam kamar, dia pun segera membuka jendela kamarnya, beberapa garis-garis merah terlihat di punggungnya.

Sosok misterius itu pun segera lari ketakutan, saking paniknya sampai menabrak pagar bambu rumah mba Asih, tapi dia segera bangun dan menghilang di kegelapan malam.

"Siapa itu yang diluar mas?" Mba Asih pun bertanya pada suami tercintanya.

"Wah tidak tau, keburu kabur dan menghilang, mengganggu orang sedang kerokan aja."

Bocing berkata sambil tangannya mengepal geram.

"Sepertinya dia berniat kurang baik, harus segera di laporkan ke hansip desa ini mas." Mba Asih pun ikut resah.

"iya yang begini tidak bisa dibiarkan, biarin mas yang ke pos ronda, dek Asih nunggu disini saja."

"Jangan lama-lama ya mas, ini kan malam Jum'at." Mba Asih berkata manja sambil tangannya mencubit mesra pipi suaminya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun