Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

"Ditunggu! Super Semar Presiden SBY Demi Stabilitas!"

22 Februari 2012   07:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:20 476 0
  1. Mencuatnya gempaCentury ke publik.  Hanya PD dan PKB fraksi di DPR RI yang membuat keputusan yang betul - betul sama sekali tidak cerdas / anti populer dengan menyatakan tidak ada unsur pidana pada skandal yang menguras keuangan negara bermega trilyun itu dengan mengesampingkan temuan audit BPK RI. Akhirnya, langkah men”Dubes”kan Sri Mulyani dari kursi Menkeu menjadi kaki tangan Bank Dunia menjadi gunjingan di tengah publik yang haus akan terciptanya Clean Government, “Pasti ada bangkai yang coba-coba disembunyikan!”
  2. Meletusnya gunung isyu “Jebakan Batman” pada kasus mantan Ketua KPK Antasari Azhar. Lahar panas mengalir ke tengah publik, bahwa sesungguhnya dibalik kasus Antasari ada dendam kesumat dari orang kuat yang merupakan besan dari seorang koruptor kelas kakap. Diluar segala fakta yang meragukan publik pada persidangan Antasari, mencuatlah gonjang-ganjing, apa rasanya di telinga seorang Raja bila putranya (Sang Pangeran) berkata padanya, “Percuma Ayahanda jadi Raja, nolong  mertua saya saja tidak bisa! Ayahanda sama sekali tidak cerdas! Ananda malu, tahu!?”
  3. Terjadinya bencana puting beliung isyu rekayasa kasus Bibit-Chandra. Isyu “Jebakan Batman” kasus Antasari yang telah beredar sebelumnya, menambah hantaman psykhologis yang diterima masyarakat bahwa KPK sedang dikebiri oleh segerombolan mafia di dalam sistem hukum yang seharusnya independen. Munculnya perumpamaan Cicak lawan Buaya mengindikasikan ada Buaya besar ingin mencaplok seekor Cicak kecil. Sekali lagi masyarakat awam disuguhi isyu yang sama sekali tidak cerdas, “Masak sih, Buaya doyan Cicak!?”
  4. Berhembusnya Topan skandal perpajakan dengan biang kerok utama pegawai golongan IIIA, Gayus Tambunan. Fasilitas istimewa yang diterima Gayus sebagai terpidana, bisa bertamasya keliling dunia menuai kecaman publik.  Santer beredar sebuah isyu, “Ada seorang anggota Satgas Mafia Hukum yang membuat segalanya jadi mungkin!” Gayus tersenyum simpul ketika bertukas, “Saya ini cuma ikan Teri yang tersangkut jaring di tengah para Kakap yang masih berenang bebas!” Maka masyarakatpun berkomentar, “Dasar sama sekali tidak cerdas! Masak lempar jaring ditengah sekawanan Kakap yang ketangkep cuma seekor Teri!”
  5. Terjadinya bencana Tornado isyu, “Sang Whistleblower, Si Peniup Pluit yang tahu benar kasus Antasari, Bibit-Chandra dan Gayus itu, sedang dibekukan di freezer yang super dingin oleh sebuah kekuatan yang dzalim!” Susno Duadji tersingkirkan dari KABARESKRIM menjadi pesakitan di ruang tahanan Mako Brimob yang terisolasi. Publik kembali dipertontonkan langkah yang sama sekali tidak cerdas, “Susno diasingkan, beberapa Pati Polri pemilik rekening gendut mencurigakan malah dibela mati-matian!”
  6. Munculnya bencana Badai dahsyat kicauan Burung Nazarudin, mantan Bedum membuat PD seolah semakin memacu diri menuju kehancuran total. Masyarakat semakin dibuat geleng-geleng kepala demi menyaksikan jalannya persidangan, “Kok, sama sekali tidak cerdas! Bagaimana mungkin, bisa terjadi tragedi buah apel ditengah euforia bebaskan negara dari cengkraman KKN!?”
  7. Bukan lagi bencana, tetapi memang benar-benar PD akhirnya melakukan langkah yang sama sekali terlalu tidak cerdas yaitu sempat memindahkan Angelina Sondakh yang saat ini sedang terbelit hukum (akibat kicauan Burung Nazar) dari posisinya sebagai anggota DPR RI Komisi X ke Komisi III yang membidangi hukum. Meski Angelina Sondakh sudah dikembalikan ke posnya semula yakni,  ke Komisi X, tetapi sayang seribu sayang masyarakat sudah terlanjur mencap, “Pengendali kekuasaan politik berhasrat mengintervensi proses hukum!”
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun