Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Jangan Terlalu Sibuk dengan Politik Nasional

5 Desember 2013   21:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:16 157 0
Jangan kita terlalu sibuk dengan politik nasional sehingga kita melupakan politik daerah sendiri. Mari kita lihat bagaimana keadaan perpolitikan Sumbar dalam realitas kekinian dan ke depan. Khususnya dalam studi kasus Gubernur Sumbar, Bupati Agam, Walikota Payakumbuh dan Walikota Bukittinggi.

Menarik melihat langkah-langkah kreatif dari para kandidat Sumbar 1 ke depan. Irwan Prayitno (IP) yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Sumbar sibuk dengan mengumpulkan berbagai macam penghargaan. Ia tak berhasil meletakkan diri sebagai penyatu para Kabupaten dan Kota di Sumbar. Ini terlihat dari rapat tentang kepariwisataan Sumbar yang hanya dihadiri oleh beberapa pemimpin Kabupaten dan Kota di Sumbar. Ditambah dengan pernahnya ia diterpa beberapa isu penyalahgunaan dana APBD Sumbar yang sempat mengebohkan yaitu isu dana safari dakwah. Ia akan sedikit keteteran mempertahankan pucuk pimpinan di Sumbar 1. Jika ia tak berhasil mengkomunikasikan posisi bersihnya dengan rakyat Sumbar. Tetapi rakyat Sumbar akan lupa dengan kejadian heboh dana safari dakwah itu. IP kelihatannya berhasil menutupinya dengan berbagai macam penghargaan yang didapatkannya setelah isu dana safari dakwah berlalu.

Ada sedikit kesamaan dengan gerak-gerik IP, Bupati Kabupaten Agam Indra Catri juga baru saja mengarak 3 penghargaan keliling Kabupaten Agam. Ia muda dan energik. Akan laku dilirik oleh rakyat Sumbar yang tertarik dengan langkah cepatnya dalam menyelenggarakan program kesejahteraan rakyat. Seperti program pengentasan kemiskinan yang berbasis surau yang dilakukannya di Kabupaten Agam.

Kalo bicara muda dan energi juga ada Walikota Payakumbuh, Riza Pahlevi yang baru-baru ini juga kreatif dengan mengadakan acara positif untuk pemuda-pemuda di Payakumbuh. Ia bergerak dengan mengadakan acara yang digandrungi oleh pemuda-pemuda dari lomba basket tingkat Sumbar hingga acara musik tingkat internasional mulai diadakan di Sumbar.

Melihat langkah cerdas Riza Pahlevi ini sangat perlu dicontoh sebenarnya oleh pemimpin-pemimpin di Sumbar lainnya. Karena dengan memperbanyak program-program positif di Sumbar akan menghindarkan anak-anak muda Sumbar dari perbuatan-perbuatan nakal yang biasa digandrungi oleh anak muda.

Berbeda dengan Walikota Bukittinggi yang terkesan tak begitu memanfaatkan dirinya sebagai Kota Wisata. Bukittinggi masih begitu-begitu saja. Tak ada yang dapat mereka beri untuk turis. Seharusnya Walikota Bukittinggi Ismet Amzis bergerak dengan mengadakan acara-acara tradisional atau modern untuk menambah daya tarik kedatangan turis ke Kota nan Indah itu.

Tetapi apa, kantor Walikota Bukittinggi nan megah di perbukitan Ambacang itu malah disibukkan dengan gelombang panas dua matahari. Yang mana Walikota Bukittinggi dan Wakil Walikota Bukittinggi diisukan tak sejalan lagi. Ini sangat mengganggu jalannya pemerintahan di Kota Bukittinggi. Ada ramalan politik yang patut diselipkan di Bukittinggi. Yaitu, keberadaan Wakil Walikota Bukittinggi, Harma Zaldi sangat strategis. Ia bisa menjadi calon Walikota Bukittinggi terkuat karna sebentar lagi Walikota Bukittinggi, Ismet Amzis akan turun tahta dan telah dua kali menjadi pemimpin. Dan tak bisa dicalonkan lagi. Besar kemungkinan Harma Zaldi akan menjadi calon kuat untuk menjadi Walikota Bukittinggi karna ia akan berposisi menjadi incumbent.

Banyak tokoh muda nasional Sumbar yang ingin menjadi pemimpin Sumbar 1 salah satu diantaranya Indra Jaya Piliang (IJP) yang merupakan pimpinan DPP Golkar. Setelah gagal meraih Pariaman 1, IJP kembali merajut kapalnya ke pentas-pentas diskusi nasional. Di koran-koran tak jarang hadir tulisan dan pendapatnya tentang perpolitikan nasional. Begitu juga di ruang-ruang diskusi, ia selalu hadir menjadi narasumber. Gagasan IJP untuk menjadi pemimpin sebuah Provinsi patut diperhitungkan dengan pengalaman kajian yang dimiliki di lembaga penelitian sampai sekarang bekerja di Badan Penelitian dan Pengkajian Partai Golkar. Jika kita jeli memperhatikan gagasan-gagasan IJP saat ia akan melamar menjadi calon kandidat Pariaman 1 itu sangat brilian. Mulai dari masalah aspek kultural sampai ekonomi Pariaman dipikirkan oleh IJP dan diberi solusi yang jitu bercita rasa Pariaman. IJP dalam visi-misinya tentang Pariaman itu selalu menginginkan pembangunan Pariaman yang tak melupakan budaya Pariaman. Ini patut diacungi jempol, apalagi ia sungguh jujur melihat keuangan Kota Pariaman yang minim. Ia mencarikan solusi untuk mengatasi masalah keuangan Pariaman yang minim ini harus menggunakan kekuatan jaringan atau keahlian lobi anggaran ditingkat pusat. IJP memiliki kemampuan itu dengan karna lama melewati gemah garimah jenawinya perpolitikan nasional  sampai ia menjadi salah satu pemipinan Golkar ditingkat nasional.

Itulah pemaparan sederhana tentang politik daerah kita Sumbar yang kita cintai. Semoga pemimpin kita di daerah Sumbar dapat menahan ego dan bekerja dengan lapang. Menghindarkan segala kepentingan pribadi dan semoga mereka dapat meletakkan kepentingan bersama di atas kepentingan apa pun.

Sebenarnya untuk kepemimpinan Sumbar ke depan kita tak perlu khawatir akan dipimpin siapa pun. Karena kita memiliki berbagai calon pemimpin Sumbar 1 yang membanggakan jejak langkahnya. Yakinlah, Sumbar akan tetap melaju. Selama pemimpin di Sumbar tak melupakan kekuatan sosial masyarakat Sumbar. Karna kekuatan sosial di abad ini sangatlah mujarab untuk mengatasi berbagai permasalahan. Karna bila pemimpin semata-mata hanya mengutamakan kekuatan uang ia tak akan melaju. Melaju bersama rakyat. Contohnya di Kota Padang. Jika pembersihan batang air hanya mengandalkan uang dan barang serta sebagaian pekerja PU itu tak akan bisa terlaksana dengan baik. Mari kita bergerak bersama-sama. Sumbar ini milik kita bersama. Secara bersama-sama pula kita selesaikan masalahnya. Semoga kita bisa. Amin.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun