Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Biasa Akan Jadi Kebiasaan

8 Maret 2015   11:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:59 18 0
Jakarta macet, memang pemandangan biasa. Melihat dari layar kaca dengan mengalami langsung, namanya macet, tetap sama saja keadaannya. Membosankan, dan membuat pengendara stres jika tidak bisa bersabar. It's ok lah... Namanya kota besar dengan jumlah kendaraan yang banyak, macet mungkin bisa dimaklumi, meski sebetulnya bisa saja hal itu dihindari. Lalu bagaimana dengan banyaknya pelanggaran lalulintas?

Pertama kali masuk kota Jakarta, sekitar setahun yang lalu, saya terheran-heran dan terkaget-kaget dengan suasana lalulintasnya. Banyak angkot yang parkir seenaknya. Yang paling menjengkelkan, ketika ada angkot mendahului dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba berhenti di depan kendaraan kami. (Hmm, memang dibutuhkan konsentrasi tinggi dan kewaspadaan ekstra saat berkendara ya!) Tapi, namanya kendaraan umum, mungkin sudah biasa melakukan pelanggaran di jalan raya. Tengok saja, jelas-jelas ada rambu "S coret", ada saja angkot yang dengan santai berhenti di sampingnya.

Bagaimana kalau yang melanggar kendaraan pribadi? Seperti yang kami alami semalam, sepulang dari blok M. Jalan menuju perempatan Jl. Radio Dalam cukup ramai, jadi mesti pelan-pelan dan hati-hati. Begitu tiba di perempatan menjelang Jl. Radio Dalam, mobil bergerak tersendat. Mobil yang kami tumpangi berada di urutan kedua sebelum garis putih, saat lampu sudah berubah merah. Mobil yang di depan kami memilih untuk terus bergerak mengikuti mobil di depannya. (Mungkin pengendara mobil itu merasa seharusnya dia masih bisa jalan seandainya arus lalulintas lancar, hehe...) Dan seperti biasanya, saya meminta suami untuk tidak mengikuti mobil itu dan memilih berhenti, menghindari kemacetan lebih parah yang biasa terjadi di persimpangan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun