Rutinitasku setelah kehilanganmu tak ayalnya hanyalah tumpukan koran bekas yang beritanya tak lagi menarik untuk dibaca. Tak ada lagi berita hangat setiap pagi dari loper manis yang mengantarnya sampai di beranda kolom percakapan kita. Padahal, hampir genap dua tahun sudah. Pikirku masih berkutat dengan matamu yang meneduhkan.
KEMBALI KE ARTIKEL