Sasaran dakwah selanjutnya adalah umat Islam yang fokus untuk menjadi mukmin. Dakwah harus menumbuhkan perubahan positif dari muslim menjadi mukmin atau orang-orang yang penuh keimanan kepada Allah, malaikat-Nya, Rasul-Nya, Kitab-Nya, dan seterusnya.
Ihwal makna muslim, dapat dipahami dalam ayat, "Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami berdua, orang-orang Islam (yang berserah diri) kepada-Mu dan jadikanlah daripada keturunan kami, umat Islam (yang berserah diri) kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami syariat dan cara-cara ibadah kami dan terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima tobat, lagi Maha Mengasihani" (QS. Al-Baqarah [2]: 128).
Sementara, orang beriman dalam terminologi al-Qur'an adalah, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal" (QS. Al-Anfal [8]: 2).
Tidak cukup hanya bergetar dan bertambah iman, orang-orang beriman adalah, "Orang-orang yang melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia" (QS. Al-Anfal [8]: 3-4).
Dengan demikian, berdakwah kepada umat Islam berarti menganjurkan mereka untuk shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan berangkat haji ketika kondisinya memungkinkan. Ini adalah perubahan dari seorang muslim menjadi seorang mukmin. Inilah tugas para dai transformatif.
Nabi juga memaparkan ciri-ciri orang beriman. Pertama, "Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya mengucapkan sesuatu yang baik atau diam" (HR. Bukhari dan Muslim). Kedua, "Orang mukmin mencintai saudaranya sebagaimana mereka mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhari, Muslim). Ketiga, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka muliakanlah tamunya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Namun iman bukan hanya kesepakatan lisan. Allah berfirman, Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji?". (QS. Al-Ankabut [29]: 2). Seorang mukmin yang lulus ujian keimanannya menjadi seorang mushin, yaitu seorang muslim yang mempunyai ketakwaan yang tinggi dan selalu baik dalam perilaku lahir batinnya.