Penasaran aku bertanya, kenapa mas kok kamu berprilaku aneh? Jawaban yang aku dapatkan cukup membuat terkaget dan tersenyum, ternyata dia sempat malu dan merasa canggung karena banyak orang yang memperhatikan dirinya, dan dia merasa pakaiannya yang waktu itu menggunakan baju gamis dan celana 7/8 menjadi penyebabnya. “Tak perlu malu mas, itulah identitasmu sebagai muslim dan kamu harus bangga telah dipilih sebagai hambaNya”, Pakaianmu juga sebagai syiar agamamu” begitu jawaban singkatku waktu itu berharap bisa membuat dirinya tidak perlu bersikap seperti itu.
Sekarang patutlah aku bertanya juga pada diri ini, “apakah aku juga konsisten dengan penampilan islam? dan apakah aku sudah berkarakter sebagai seorang muslim yang baik?, masih adakah terbersit rasa canggung dan malu-malu menunjukkan identitas islam?"
Sebenarnya identitas itu perlu, terlihat dari lingkungan sekitar kita. Negara yang ada di bumi ini punya bendera sebagai syiarnya, lihatlah rakyatnya-pun penuh semangat nasionalis menunjukkannya. Perusahaan di dunia sebagian besar mempunyai logo dan karyawan yang bekerja di dalamnya bersemangat mempublikaskannya..begitu bukan? Begitulah seharusnya aku bersikap, bersemangat untuk menunjukkan syiar Islam.
Aku dan kita semua juga telah mengetahui bahwa hanya dengan menampakkan karakter sebagai seorang muslim yang baik sudah merupakan dakwah bagi agama kita. Dan cobalah renungkan, kadangkala pakaian muslim yang kita kenakan berpengaruh sedikit banyak kepada prilaku kita, tak hanya sekedar penutup aurat tapi juga mampu sebagai pengingat. Tak sedikit orang yang tiba-tiba malu melakukan hal buruk ketika dia sadar bahwa dirinya sedang mengenakan pakaian muslim, dia tidak mau merusak pandangan orang lain terhadap agama ini akibat sifat buruknya tersebut.
Apa yang terjadi saat ini? tak sedikit syiar agama ini terlupakan, betapa banyak syiar kewajiban yang terlalaikan. Dan sesungguhnya diri kita semua mampu ber-syiar untuk agama ini, namun sejauh mana kita memasarkan Syiar Allah Ta’ala?. Lihatlah di bulan Ramadhan bulan yang mulia ini, tampak begitu banyak syiar-syiar Islam yang semakin menambah agungnya bulan ini. Terpikirkah kita untuk bulan-bulan lainnya, bisa jadi suasana agung di bulan Ramadhan ini akan terus terbawa ketika semua tetap konsisten untuk memenuhi berbagai ruang kehidupan dengan syiar-syiar Islam. Ribuan kalimat tausyiah terucap dimana-mana, lantunan tilawah bersaut-sautan, mesjid-mesjid penuh berisi berbagai kegiatan, semua orang menahan kesabaran, mencoba selalu berbuat kebaikan. InsyaAllah kehidupan tidak sepi dengan nafas Islami.
Bersyukurlah kita telah menjadi manusia pilihan sebagai umat Nabi Muhammad Salllallahu alaihi wassalam dan agama Islam menjadi pegangan kita semua. Sungguh, Syiar-Islam sangat patut untuk diperjuangkan. Tak perlu canggung untuk ditunjukkan. Dan Bukankah Allah Maha membalas kebaikan dengan kebaikan. Biarkan orang melihat tampilan, tutur-kata, sikap dan perilaku kita adalah cerminan indahnya Islam, maka perhiaslah dirimu dengan Syiar-Nya