Mahasiswa Apatis terhadap Pemilwa: Refleksi Miniatur Demokrasi Kampus
15 Desember 2024 22:41Diperbarui: 15 Desember 2024 22:54290
Kampus sering disebut sebagai miniatur negara, sebuah ruang di mana mahasiswa belajar menjalani kehidupan demokrasi dalam skala kecil sebelum terjun langsung atau berperan ke masyarakat yang lebih luas. Selain belajar tentang kehidupan bermasyarakat kampus juga menjadi wadah mahasiswa untuk belajar berpolitik, dan berdinamika sosial. Salah satu wujud nyata dari proses demokrasi ini adalah Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa). Namun, fenomena yang terlihat di banyak kampus, termasuk kampus saya, adalah rendahnya minat mahasiswa dalam berpartisipasi. Padahal, mahasiswa generasi Z yang dikenal sebagai digital natives seharusnya lebih sadar akan pentingnya peran politik dalam perubahan sosial. Digital natives adalah generasi yang lahir dan tumbuh besar dalam era teknologi digital. Mereka terbiasa menggunakan internet, media sosial, dan perangkat teknologi sejak usia dini, sehingga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan teknologi. Sebagai digital natives, mahasiswa Gen Z memiliki akses tak terbatas pada informasi dan media yang seharusnya mempermudah mereka untuk terlibat dalam proses politik seperti Pemilwa. Namun, meskipun memiliki keunggulan dalam hal akses dan literasi teknologi, sebagian besar dari mereka justru cenderung memprioritaskan konten hiburan atau sosial. Kondisi ini menjadi ironi tersendiri, mengingat generasi yang memiliki potensi besar ini seharusnya mampu menjadi motor penggerak perubahan di dalam maupun luar kampus. Fenomena apatisme ini menjadi objek yang menarik untuk dianalisis melalui aspek mikro dan makro.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.