Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Di Mana Kebahagiaan?

22 Juli 2011   03:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:29 194 0
pada umumnya setiap orang ingin bahagia. seolah kebahagiaan adl hal yang signifikan dlm kehidupan seseorang. tak heran jika setiap org selalu mendambakan yg namanya kebahagiaan. ketika orang akan menikah dan dihadapkan dengan pertanyaan " apa harapan ketika nanti sudah menikah atau berumah tangga?" jawaban yg umum adalah "saya ingin bahagia".

apakah kebahagiaan diperoleh ketika orang menikah? apakah otomatis  setalah nanti berumah tangga dan memiliki anak kebahagiaan akan datang? demikian pula sebagian orang berfikir dan memilih unt beroleh kebahagiaan dari pada sejumlah materi. benarkah? atau sejumlah orang berharap dengan berkelimpahan materi akan menjamin kebahagiaan itu datang. seperti itukah? tampaknya kebahagiaan adalah misteri.

banyak orang yang mencari, mengejar, bahkan meminta yang namanya kebahagiaan. sebenarnya apakah kebahagiaan itu? dari manakah ia datang? apa untungnya memiliki kebahagian ?

kebahagiaan adl anugerah Tuhan. kebahagiaan tidak kasat mata, tapi bisa dirasakan, di ekspresikan dan di salurkan. kebahagiaan tidak akan di dapat dengan pengejaran atau pencarian. kebahagiaan akan datang dg sendirinya ketika kita mampu memberikan ruang di hati kita.

Yesus secara hikmat dan bijak menyebutkan ukuran kebahagiaan. Ia mengatakan " org yang dianggap bahagia adalah orang yang melakukan kehendak Tuhan". segala yang baik dan benar menurut ukuran Tuhan jika hal itu dapat dikerjakan oleh seseorang , maka ia akan merasakan kebahagiaan. Yesus juga mengatakan orang yang berbahagia adl orang yang berbelas kasihan terhadap orang lain, orang yang murni hatinya, dan orang yang berusaha mengadakan perdamaian.

Aristoteles seorang filsuf Yunani, menurutnya kebahagaiaan bukan sikap yg berporos pada dirinya sendiri dlm arti mendapatkan kebutuhan dankeinginan sendiri. kebahagiaan adl penggunaan semua kemungkinan dlm diri seorang untuk dijadikan kebahagiaan bagi orang lain.

Dr. Andar Ismail seorang Pendeta mengibaratkan kebahagiaan seperti kupu-kupu. bla kita berusaha menangkapnya, maka kupu-kupu itu akan terbang menjauh. tetapi ketika kita diam, maka kupu-kupu itu malah akah hinggap.  "mencari atau mendapatkan kebahagiaan" adalah contradictio in terminis = kata yang saling bertentangan, demikian kata Dr. Andar Ismail.

jadi bagaimanakah anda akan memperlakukan kebahagiaan? karena kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa dirasakan dan diaktualisasikan.

salam huyaa... nico

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun