Bukan hanya menulis cerita, untuk menulis laporan penelitian setebal 150 halaman tentang sikap sekelompok orang di satu kabupaten di Sulawesi terhadap kehadiran perusahaan tambang, misalnya, saya harus mempersiapkan banyak perbekalan.
Selain berdebat dengan mentor saya soal metodologi dan inti masalah, juga sejumlah uang untuk: tiket pesawat pp Jakarta - Sulawesi, transpor di dalam kota, akomodasi, buku-buku referensi yang tak terhitung banyaknya (mahal pula!), berselanjar di internet selama 2 tahun, biaya uji statistik, pengadaan instrumen penelitian, dan belum termasuk incentif untuk asisten yang membantu melakukan koding data. Saking pusingnya, saya tak mau merinci berapa total biaya dan waktu serta tenaga/pikiran yang sudah dikeluarkan. Untunglah biaya penelitian ini 90%-nya dari sponsor. Tapi imbalannya setimpal. Minimal, sekarang saya tahu bahwa masyarakat yang tinggal di lokasi pertambangan, lebih banyak yang menolak ketimbang sebaliknya. Soalnya, beberapa tahun lalu itu santer terdengar bahwa masyarakat di sana ingin sekali ada perusahaan-perusahaan tambang asing dan nasional masuk ke sana.