Keputusan Gus Miftah untuk mundur sebagai Utusan Khusus Presiden memunculkan berbagai sorotan terhadap perilakunya yang dianggap melukai masyarakat kecil. Pernyataannya yang viral, ketika mengolok seorang penjual es teh dalam sebuah ceramah, menjadi bumerang besar bagi reputasinya. Sebagai seorang tokoh agama sekaligus pejabat publik, Gus Miftah seharusnya menjadi contoh penghormatan dan kepedulian. Namun, olok-oloknya justru mencerminkan ketidakpekaan sosial yang kontras dengan ajaran Islam tentang menghargai sesama.
KEMBALI KE ARTIKEL