Di tepi sebuah pantai yang sepi dekat pelabuhan Kopenhagen, di sebuah tempat bernama Langelinie, ada sebuat patung gadis kecil yang sedang duduk diatas sebuah batu karang, dengan sebelah kakinya berupa ekor ikan. Itulah The Little Mermaid yang terkenal, yang menjadi ikon kota Kopenhagen. Penulis pernah mampir ke Kopenhagen dan menyempatkan melihat patung itu, yang ternyata terlalu “biasa” untuk sebuah patung yang terkenal. Patungnya kecil dan posisinya demikian tanggung untuk bisa diambil fotonya. Kita harus turun kepantai dan mencari posisi yang baik untuk mengabadikan patung yang terkenal itu. Tapi penulis sempat membeli miniaturnya yang kini menghiasi lemari yang khusus menyimpan memorabilia.
Kenapa patung itu begitu terkenal? Hans Christian Andersen, seorang pendongeng masyhur dari Denmark (patungnya ada di pusat kota Kopenhagen) mengangkat cerita The Little Mermaid yang merupakan salah satu dari 168 cerita dongeng yang dia ciptakan, yang sangat disukai anak-anak pada jamannya. The Little Mermaid atau terjemahan bebasnya “putri duyung cilik” bukanlah sebuah cerita bahagia, tapi sebaliknya, amat memilukan. Seorang putri duyung yang berbadan dan berwajah manusia tapi berkaki ekor ikan jatuh cinta kepada seorang pangeran yang selalu datang ke pantai dan memperhatikannya. Dia kemudian mendatangi seorang nenek sihir dan bersedia menyerahkan lidahnya kepada nenek sihir itu agar dia mendapatkan kaki manusia untuk menggantikan ekor ikannya. Dengan demikian dia bisa berjalan di daratan dan menemui pangeran sang kekasih. Akan tetapi, dia selalu merasakan kesakitan yang amat sangat ketika melangkah dengan kakinya yang baru itu, seolah-olah sedang berjalan di atas mata pedang. Tapi meskipun sudah berjalan dengan penuh kesakitan dan penderitaan, dia tidak pernah bisa bertemu dengan pangeran yang amat dicintai itu.