Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Pesan dari Teta (2)

1 Desember 2009   00:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:07 120 0

Hari ketiga, kami baru bisa mendapat kesempatan untuk berkumpul di rumah yang ditempati Tony di dusun Londa, kamis saling tukar cerita. Dusun ini kondisinya paling buruk dibandingkan dengan dusun yang lain di desa Teta, juga paling miskin. Lain dengan Teta 1 dimana air melimpah, Londa tanahnya kering dan gersang dan air sulit didapat. Ibu-ibu harus bangun dini hari untuk sekedar mendapatkan air dari sumur satu-satunya yang ada di dusun, dan airnya habis dalam waktu setengah jam setelah diambil warga. Ada sungai yang mengalir di bawah dusun, tapi letaknya jauh dibawah dan jalan yang terjal serta curam membatasi warga untuk mengambil air di sungai. Warga sempat mencoba mencari dan menemukan mata air di bukit sekitar, tapi lokasinya cukup jauh di atas bukit. Karena penasaran, kami bertiga, aku, Tony dan Sinta, dengan diantar beberapa warga dusun mencoba mendaki bukit itu setelah makan siang. Ternyata letak mata air itu cukup jauh diatas di lereng gunung. Aku sudah kelelahan untuk mendaki jalan setapak yang curam itu, tapi tampaknya Sinta tenang-tenang saja. Rupanya mendaki gunung adalah salah satu hobinya. Aku tidak menyangka, wanita yang tampak lembut itu ternyata cukup tangguh, aku jadi malu sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun