Frankl memberikan tiga kuliahnya di Wina pada 1946, hanya dalam kurun waktu sembilan bulan setelah pembebasannya dari kamp konsentrasi Nazi. Bersama-sama dengan penerbit Franz Deuticke, Kuliah-kuliah tersebut diedit menjadi buku yang salah satunya adalah Yes to Life. Ungkapan "Yes to Life" berasal dari lirik lagu yang dinyanyikan secara sotto voice (sepelan mungkin), agar tidak memancing kemarahan sipir penjaga. Lagu ini seolah mampu memberikan harapan di tengah penderitaan para penghuni kamp konsentrasi yang seakan tidak pernah berakhir. Dikenal sebagai "logoterapi", Frankl melakukan pendekatan untuk membantu orang yang ingin bunuh diri menemukan makna melalui kreativitas, cinta, dan penderitaan.
KEMBALI KE ARTIKEL