Christoper Norris berpendapat, bahwa Derrida merupakan filosofi pertama yang mengusung tema tentang tulisan. Pemikiran-pemikirannya banyak dipengaruhi oleh filsuf Edmund Husserl dan ahli bahasa Ferdinand de Saussure. Dalam bukunya 'Of Grammatology' Derrida menyatakan bahwa Saussure memberikan esensi manusia kepada bahasa.
Salah satu teorinya yang paling terkenal ialah teori akan Dekonstruksi. Beliau menjelaskannya dalam kalimat nagasi bahwa dekonstruksi bukan suatu analisis dan bukan juga sebuah kritik, bukan suatu metode maupun aksi dan operasi. Simplenga dekonstruksi bukanlah sebuah alat penyelesaian dari suatu objek individual atau kolektif. Dekonstruksi ialah peristiwa yang tidak menunggu pertimbangan, kesadaran, atau organisasi dari suatu subjek atau bahkan modernitas. Konsep Derrida berbeda dengan konsep para filsuf sebelumnya. Melalui dekonstruksi, dia menemukan makna dalam "teks" bukan sekedar menghadirkan kembali makna yang asli dari teks, atau melihat teks dengan objektif, atau dengan memahami keseluruhan teks, atau makna untuk diri sendiri. Derrida menunjukkan bagaimana bahasa cenderung melibatkan pertentangan dan ketidaksesuaian, dan oleh karena itu, makna tidak pernah sepenuhnya stabil. Gambaran umumnya, teori dekonstruksi miliknya sangatlah kompleks dan mempengaruhi berbagai bidang mulai dari, sastra, filsafat dan juga studi budaya.
Jacques Derrida juga salah satu filsuf yang mengkritik mengenai logosentrisme. Ia berpendapat bahwa tradisi Barat sering kali mendahulukan bicara sebagai medium yang lebih otentik dan langsung, mengabaikan atau merendahkan nilai tulisan sebagai representasi yang sekunder. Selain itu, dia berpikir bahwasanya tidak memungkinkan konsep yang biasanya selalu menjadi yang pertama dan benar sedangkan konsep selanjutnya hanyalah tambahan saja. Hal itu menunjukkan bahwa kebenaran itu tunggal dan mutlak. Melalui kritik terhadap logosentrisme, Derrida berusaha memunculkan kesadaran akan kompleksitas bahasa dan mengajak untuk meruntuhkan hierarki serta oposisi biner yang mendominasi pemikiran tradisional.