Ryan dan Mei berdiri melayangkan pandang ke arah selatan. Kedua insan itu bergeming, asyik dengan jalan pikirnya masing-masing. Angin malam lembut menerpa, membuat rambut indah Mei tergerai. Ryan tersadar dari diamnya dan memandang ciptaan Tuhan yang indah, sosok Mei. Raut wajah Mei saat itu terlihat sangat berbeda dari yang biasa ia lihat. Tiada wajah riang penuh percaya diri menantang dunia. Yang ada adalah wajah dengan tatapan kosong seakan menyimpan kesedihan. Ryan ingin memulai pembicaraan, namun urung dilakukannya. Ia ingin Mei yang memulai.
KEMBALI KE ARTIKEL