Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Benarkah Hasan Tiro Meninggal?

8 Juni 2010   01:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:41 328 0
[caption id="attachment_161408" align="aligncenter" width="300" caption="PHOTOGRAPHER : Zulkarnaini Muchtar http://citizenimages.kompas.com/citizen/2010/06/03/gam-mengusung-jenazah-hasan-tiro-62987"][/caption] Benarkah Hasan Tiro, Wali Nanggroe, dan Paduka Yang Mulia meninggal? Begitulah pertanyaan yang muncul ketika kabar berita Hasan Tiro meninggal beredar dari mulut ke mulut. Sungguh itu pertanyaan reflek yang secara otomatis muncul. Sepertinya, pertanyaan itu masih tersimpan dalam disk memori banyak ureung Aceh. Soalnya berita seputar meninggalnya Hasan Tiro kerap muncul pada masa Aceh masih konflik khususnya pada era 1990-an. Dan selalu saja berita itu dibantah keras oleh pihak GAM baik melalui Panglima GAM maupun melalui Juru Bicara Pusat GAM. Sebagai Panglima Prang GAM, Abdullah Syafii sendiri pernah membantah keras berita kematian Wali dan dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa Sang Pemimpin Aceh itu akan segera pulang untuk memimpin transisi pemerintahan Aceh. Sekedar catatan, Abdullah Syafii sendiri pernah diisukan tewas sampai kemudian terbantahkan dengan kemunculan beliau di media. Panglima GAM itu ternyata sehat-sehat saja. Keyakinan banyak orang bahwa Sang Deklarator GAM itu masih hidup dan masih tetap sebagai pemimpin semakin terbukti ketika banyak orang sudah dibuka akses untuk berjumpa dengannya. Ada banyak wartawan, NGO, tokoh masyarakat sudah berjumpa dengan Hasan Tiro khususnya kala nasib masa depan Aceh dibahas dalam sejumlah perundingan. Namun begitu, di masyarakat isu bahwa Hasan Tiro sudah meninggal masih saja beredar bahkan dengan memunculkan pertanyaan "benarkah yang pulang ke Aceh itu sang wali?" Benarkah Wali Nanggro Aceh sudah meninggal? Karena sekarang Aceh sudah terbebas dari konflik maka pertanyaan reflek itu dengan cepat terbantah tanpa perlu lagi menunggu klarifikasi lebih jauh dari pihak GAM yang kini secara organisasi bernaung dalam wadah KPA. Media massa pun dengan sangat gamplang meliput secara langsung keberadaan beliau sejak awal kepulangannya, sampai beliau sakit dan dirawat dirumah sakit bahkan sampai dengan detik-detik kepulangannya, termasuk hingga ke tempat peristirahatan terakhirnya di samping pusara Pahlawan Chik Di Tiro. Jadi Hasan Tiro memang sudah meninggalkan kita semua pada hari Kamis, 3 Juni 2010, setelah sebelumnya dirawat karena sakit. Namun begitu, spirit keacehan Hasan Tiro akan terus hidup bersama gerak sejarah ureung aceh. Sebagai bangsa yang merdeka (Aceh tidak pernah takluk oleh penjajah) maka ureung Aceh adalah diri seorang yang merdeka dari segala macam bentuk kooptasi. Hanya dengan menjadi diri yang merdekalah ureung Aceh akan bisa menjalankan politik keacehannya yang berorientasi agama, rakyat, nanggroe, dan amanah indatu. Terakhir, sebuah pembelajaran dapat kita petik bahwa hidup dalam konflik memang sama sekali tidak sehat. Bayangkan, kematian saja dijadikan sebagai sebuah strategi baik untuk menghancurkan moralitas lawan atau sekedar untuk mengecohkan lawan. Padahal apa yang disebut strategi itu adalah tipu daya yang dilarang oleh agama dan akal sehat serta akal budi juga. Hidup dalam konflik juga membuat semua pihak tidak mendapat informasi yang sehat sehingga rasa curiga bertumbuhan dengan sangat cepat bahkan terhadap kalangan sendiri. Semoga damai Aceh terus terjaga, selamanya. Amin Saleum Kompasiana PeACEHeart Rismanaceh

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun