Pemerintah menganggap menaikkan BBM adalah solusi yang pas dalam menyikapi naiknya harga minyak dunia. Walaupun banyak pakar menganggap bahwa Indonesia tidak peru mengikuti patokan harga yang dipakem oleh Amerika. Pemerintah tetap ngotot untuk menaikkan harga BBM. Sampai terakhir , terbuka jelas bahwa keuntungan sebesar 97 Triliun rupiah hasil menaikkan BBM. Dan RAPBN pun tidak jebol seperti kata pembela dan penjilat penguasa.
Saya bukan mahasiswa ekonomi yang paham tentang hitung-hitungan matematis dari seribu satu alasan kenaikan BBM. Hanya saja, saya merasa pemerintah terlalu banyak mencari alasan, yang ujung-ujungnya BOHONG terhadap rakyat. Pemerintah tak perlu banyak membela diri. Jika memang sudah banyak bukti bahwa kenaikan BBM berbanding lurus dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat dan perbaikan infrastruktur di berbagai tempat. Isu ini menjadi besar ,karena selama dua periode kepemimpinan SBY, keadaan justru makin buruk. Utang yang semakin menumpuk yang tak tahu mau dibayar dengan apa, psikologis masyarakat yang rusak karena lemahnya mental pemimpin, ditambah dengan semakin jauhnya pemimpin dengan rakyat.
Mobilisasi massa yang berujung dengan kerusuhan tak usah dicibir. meeka yang turun di jalan tak mau bertahan dalam kejenuhan sosial yang bisa merusak generasi ini 5 tahun kedepan. Para revolusioner selalu dicibir penguasa, tentunya karena mereka dianggap bisa merusak strategi penguasa mencuci otak rakyat dengan janji-janji manis dan omongan gombal. Mahasiswa anti provokasi dan siap berdiri di garda terdepan untuk merubah nasib para rakyat kecil yang bahkan untuk makanpun mereka susah.
Rakyat bukan pengemis yang bisa disuap dengan duit lalu diam. Pemerintah harus menjadikan rakyat terhormat dengan memberikan pekerjaan dan meningkatkan daya beli dengan menurunkan harga ,sehingga meningkatkan daya beli masyarakat.
Jangan berhenti berjuang.
Runtuhkan tiang kesombongan penguasa.
jangan takut , perubahan akan segera datang
Lebih baik diasingkan daripada menyerah padakemunafikan -GIE