Menurut hemat saya, pertarungan sengit mungkin akan melibatkan Jokowi dan Foke, kenapa? Melihat calon-calon lain yang belum matang secara program dan visi kepemimpinan. Dalam acara debat kandidat Calon di sebuah stasiun televisi. Jokowi memukau para penonton dengan memaparkan strategi : Manajemen fokus, kerja fokus, dan kerja lapangan. walaupun terhitung orang baru dan masih belum tau apa-apa soal Jakarta. Jokowi sudah dikenal sebagai ahli strategi semenjak menjadi Walikota Solo. Kemampuan relokasi Pedagang kaki lima tanpa kekerasan dan kebijakan menekan pembangunan mall misalnya, dianggap sebagai gebrakan yang patut di teladani pemimpin lainnya.
Lain halnya dengan Foke, walau tak hadir dalam debat kandidat tadi malam. Foke tetap menjadi sorotan utama dalam Pemilu kali ini. Kemakmuran PNS mungkin memungkinkan Foke menggerakkan kekuatan birokrasi untuk memilihnya, apalagi wakilnya Nachrowi Ramli merupakan tokoh masyarakat Betawi. Tentunya kekuatan birokrasi yang kuat ini harus bisa diterobos calon-calon lain untuk menggembosi suara Foke.
Kesimpulannya , hanya ada dua calon yang sudah punya strategi dan basis kekuatan yang matang. Hidayat Nur Wahid kurang bisa diterima masyarakat golongan muda. Faisal Basri dan Hendardji masih menghadapi kesulitan menyangkut teknis pendaftaran Cagub, Alex dan Nono masih ada kasus dengan Hasanaeni si wanita besi yang mempermasalahkan dukungan kepada mereka. Finally Jokowi dan Foke, akan fight head to head untuk memenangkan Pilkada Jakarta. Bagi Masyarakat Jakarta. pilihan anda, akan menentukan nasib Jakarta 5 Tahun yang akan datang.
Si Rohmat beli boneka panda
di puter-puter jahitannya belah
udah deket nih ama pilkada
pilih yang bener jangan sampai salah