Sisi positifnya, masyarakat mulai "melek" hukum, yang berujung pada keteraturan dan ketaatan kepada hukum. Nah, sisi negatifnya, tentunya bisa kita lihat dari bermunculannya kasus-kasus aneh belakangan ini, mulai dari mencuri sendal,mangga,permasalahan warisan, hingga permasalahan rumah tangga yang paling sensitif tergelar di Layar Kaca.
Fenomena yang aneh,sedikit-sedikit lapor polisi, seakan tidak ada penyelesaian secara kekeluargaan yang bisa diputuskan dengan musyawarah kedua belah pihak. Satu contoh paling heboh di awal tahun ini adalah kasus tuduhan perzinahan kepada Bupati Zumi Zola, seharusnya masalah pribadi seperti ini tak usah diekspos ke publik ,yang salah satu wujudnya dengan melaporkan hal ini ke kepolisian. Hal yang seharusnya masuk ke ranah privasi malah kemudian menjadi konsumsi publik, dan justru semakin mempermalukan diri sendiri.
Kasus anak kecil mencuri sandal, dan masih banyak kasus "nyeleneh" lainnya membuktikan bahwa kesadaran hukum masyarakat memiliki dua sisi mata uang, dan fenomena berbagai kasus di atas, membuka mata hati kita bahwa semangat persatuan dan kesatuan negeri ini mulai tiada. Permasalahan-permasalahan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan duduk berembuk , harus dibawa ke ranah publik dan menggunakan upaya hukum sebagai ujung.
Well, inilah tugas kita sebagai generasi penerus untuk meluruskan budaya yang salah ini dan membudayakan penyelesaian masalah dengan jalan musyawarah.
have a good weekend ,