Sejarah telah berkata, bahwa mahasiswa adalah termasuk salah satu penggerak atau bahkan promotor dalam setiap perubahan peradaban. Turut ambil bagian dari pada perubahan inilah, yang sampai saat ini membuat mahasiswa memiliki citra yang cukup istimewa. Ini adalah privilige yang tanpa harus kita usahakan, selama pangkat kita mahasiswa keistimewaan ini akan senantiasa melekat.
Kita tahu, Tokoh-tokoh perjuangan NKRI seperti Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir, Tan Malaka sampai para aktivis 98 . Mereka adalah bagian dari pelaku sejarah, yang menciptakan ruang keistimewaan bagi pemuda-pemudi yang mengenyam bangku perkuliahan. Namun apalah daya ? Di Era yang serba modern ini, bunga rampai atas kisah-kisah heroik pemuda yang tersebut diatas hanya menjadi kisah belaka. Hanya menjadi dongeng di pojok-pojok kafe serta warung kopi.
Beginilah nasib pemuda, kuliah hanya sekedar kuliah. Kuliah hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen berceramah. Atau kalau sudah ada tugas, jasa joki solusinya. Ah sudahlahhh, mungkin itu terjadi bukan di Negeri kita.
Tapi tak sedikit mahasiswa yang memiliki mimpi-minpi layaknya pelaku sejarah peradaban seperti yang diatas. Mereka yang menjalani masa perkuliahan dengan penuh semangat dan optimis. Mereka yang senantiasa berdiskusi serta membuat agenda-agenda perubahan yang menyentuh kepentingan rakyat. Di samping itu, mereka terus mengejar nilai-nilai ideal dan mengembangkan intelektualitasnya. Namun sayang, mereka inilah yang kemudian menjadi bagian dari yang terasingkan. Karena tidak sesuai dengan pedoman umum mahasiswa jaman Now.
Ngopi sambil diskusi memang suatu hal yang dapat memunculkan ide apalagi dibarengi dengan ngudud. Kalangan yang seperti ini mungkin tokoh favoritnya adalah The Founding Father's Bung Karno. Karena kalau kata beliau "Aku lebih suka pemuda yang merokok dan ngopi sambil mikirkan bangsa ini, dari pada kutu buku yang selalu memikirkan dirinya sendiri".Â