Pertanyaannya kemudian, bagian mana dari diri kita yang perlu diperbaiki agar kita bisa lebih siap menghadapi tantangan zaman? Mengapa sering kali terasa sulit untuk melawan tantangan zaman? Apakah karena kita sendiri masih dipenuhi masalah internal? Dan, yang lebih penting, tantangan zaman seperti apa yang sebenarnya kita maksudkan? Jika kita merujuk pada era digital sebagai tantangan zaman yang kita hadapi, apakah tepat untuk menyimpulkan bahwa manusia tidak dapat mengatasinya hanya karena ada masalah pribadi yang belum terselesaikan?
Mari kita pahami bahwa era digital, yang saat ini menjadi bagian integral dari kehidupan kita, adalah produk dari pemikiran manusia. Orang-orang yang menciptakan teknologi digital ini mungkin juga menghadapi berbagai tantangan pribadi, tetapi hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk berinovasi dan mengubah dunia. Faktanya, perkembangan teknologi ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana manusia mampu menghadapi tantangan zaman dan bahkan merubahnya menjadi peluang.
Jika tantangan zaman yang kita maksud terkait dengan aspek digital ditolak hanya karena alasan bahwa teknologi tersebut diciptakan oleh orang-orang yang mungkin memiliki masalah dalam hidupnya, maka kita harus mempertanyakan, tantangan zaman seperti apa yang kita harapkan bisa diatasi oleh manusia? Apakah kita hanya akan menerima tantangan yang datang dari kondisi ideal, di mana tidak ada masalah pribadi yang memengaruhi manusia? Hal ini tampak tidak realistis, karena setiap manusia pasti memiliki masalah, namun mereka tetap memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan, baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar.
Lebih jauh lagi, mengapa kita harus berjuang melawan tantangan zaman? Apakah kita pernah berhenti sejenak dan berpikir bahwa mungkin bukan tantangan zaman yang harus kita lawan, melainkan tantangan yang ada dalam diri kita sendiri? Bisa jadi, generasi milenial yang sedang kita bicarakan ini sebenarnya harus lebih fokus pada bagaimana menyelesaikan masalah internal mereka terlebih dahulu, bukan hanya berfokus pada perubahan zaman itu sendiri. Sebab, jika dipikirkan lebih dalam, perkembangan zaman---khususnya era digital---adalah hasil dari pemikiran manusia. Zaman tidak berubah dengan sendirinya; manusialah yang menciptakan perubahan tersebut melalui inovasi dan pemikiran yang berkembang dari waktu ke waktu.
Dengan demikian, pertanyaan yang lebih mendasar adalah, apakah masalah yang sebenarnya kita hadapi terletak pada perkembangan zaman atau pada diri kita sendiri? Jika kita dapat menyelesaikan masalah-masalah internal yang ada dalam diri kita, bukankah kita juga akan lebih siap untuk menghadapi tantangan zaman? Bahkan, kita mungkin tidak akan lagi melihat zaman sebagai musuh yang harus dilawan, melainkan sebagai wadah yang bisa kita gunakan untuk berkembang dan menciptakan hal-hal baru yang lebih baik.
Pada akhirnya, tantangan zaman, termasuk era digital yang kita alami saat ini, seharusnya tidak dilihat sebagai ancaman yang tidak bisa kita hadapi. Sebaliknya, tantangan tersebut adalah hasil dari kreativitas manusia, yang meskipun penuh dengan masalah, tetap mampu melahirkan perubahan yang signifikan. Oleh karena itu, fokus kita seharusnya tidak hanya pada bagaimana melawan tantangan zaman, tetapi juga bagaimana memperbaiki diri kita sendiri agar bisa beradaptasi dan bahkan memanfaatkan perkembangan zaman untuk kebaikan kita bersama.
Generasi milenial, dengan segala karakteristiknya, bukanlah generasi yang harus takut pada perubahan zaman. Sebaliknya, mereka adalah generasi yang seharusnya mampu memanfaatkan perubahan tersebut untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Namun, hal ini hanya bisa terjadi jika mereka terlebih dahulu menyelesaikan masalah-masalah pribadi yang mungkin menghambat mereka dalam menghadapi tantangan zaman. Jika kita berhasil menyelesaikan masalah dalam diri kita, maka kita juga akan mampu menghadapi tantangan zaman dengan lebih baik, karena pada akhirnya, perkembangan zaman hanyalah cerminan dari perkembangan manusia itu sendiri.