yang membuat adam-hawa bergelung dalam sepi.
Kesepian yang membunuh dalam cekam
terobati, tanpa suara pun bersaksi.
Bukan rintik tak menunggu di angkasa
yang membuat bumi basah.
Namun mu yang menunggu tanpa kata
tak peduli, walau rintik tanpa lelah.
Bukan hangat yang mengharum bagai bunga
yang membuat pagi makna.
Namun embun mu yang sabda pada pagi
kuatkanku, dalam kosong tak terisi.
Bukan waras ku yang buatku berpijak,
tapi seru mu yang gema
tanpa bicara
menuntunku,
walau tanpa buka mata.
Bukan raga ku yang buatku bertahan,
tapi senyum mu menawan
dan sungguh nyata, untuk jadi pegangan.