Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Sepucuk Nama dari Barista

3 November 2019   23:32 Diperbarui: 3 November 2019   23:49 21 1
Hari ini, ia merasa riuh di kepala, di lubuk sukma, di atas kertas–bukan untuk menulis, toh ia di hiruk pikuknya merasa asing untuk aksaranya sendiri. Ia butuh kesunyian untuk mengenang kekosongan. Ia memutuskan membeli kesunyian di kedai kopi langganannya–di belantara desa pojok kota.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun