dengan murka dan angkuh membentak
merasa semua tlah luluh lantak
oleh keadilan yang tidak berpihak
lalu aku geram,
mengepalkan tangan
berteriak hingga memecah tenggorokan
untuk kemudian terdiam, serupa kapal karam
makhluk-makhluk kecil bercahaya
di Belt Hanoun dan Belt Lahia, di Khan Yunis dan Deir Al Balah
di Jabalia dan Rafah, di hadapanmu, pantaskah aku menulis duka?
lalu meratapi aku punya nestapa?
senyum di wajah-wajah  mungilmu
adalah tamparan keras ke kalbu
bagaimana mungkin aku mengeluh
dukaku, tak seujung kuku deritamu!