Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Hati Kering Berlubang

17 Oktober 2022   21:27 Diperbarui: 17 Oktober 2022   21:38 452 4
titik gerimis mengetuk daun
jatuh satu, menyusul satu,
detak berjeda, tak beraturan

sementara lirih angin,
adalah jerit dari kejauhan,
melengking tinggi, menusuk tajam

seperti kelopak layu tersapu badai,
mata kosong melayang, terguncang-guncang, terombang-ambing di rongga hati yang kering berlubang

ini kemarau jiwa nan panjang,
menghanguskan tujuan
membekukan harapan

maka, malampun tercancang,
pada potret hitam putih,
yang tergantung kelu, kaku, di dinding-dinding kelam

pada ruang hampa tak berujung,
waktu tercekik, mati dan dimakamkan,
menyisakan hening membatu, dan sesak yang tak berkesudahan.

Palu, 17 Oktober 2022

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun