di dua bola mata, cekung, keriput dan ringkih
dan dari mulutmu, letupan uap melepuhkan hati
tentangmu segalanya panas
juga semua rencana yang kau gagas
berjilid-jilid, bersama rombongan ganas
lihatlah bagaimana engkau mengangkat diri
sebagai manusia suci, manusia yang wajib diikuti
setiap tindak dan ucap serupa wali?
tapi, bukankah hanya ada satu yang hakiki?
hanya Dia saja pemilik jiwa-jiwa murni?
yang dalam diam, tulus membasuh nurani, tunduk dalam doa bertabur cahaya Ilahi?
tidakkah kau dengar petatah-petitih
tentang bernas padi yang merunduk penuh isi
tentang kecongkakan yang ditelan oleh bumi?
lalu, siapalah aku, kita, engkau dan kalian ini
membungkus angkara murka, dengan jubah-jubah fitnah dan dengki
berteriak mewakili Sang Adil, bertindak seakan Nabi?
ah, engkau dan rombonganmu harusnya sudah tahu
bukankah engkau dan mereka itu manusia berilmu?
atau, kalian ini sudah terlanjur malu, tersesat terlalu jauh, terlampau angkuh, bergelimang nafsu!
Jakarta, 13 Agustus 2019