tapi malam juga penggoda pikiran, bahkan di saat badan lelah telah kita baringkan. pikiran-pikiran yang tak mampu tenang bersemayam, tanpa ampun menikam luka-luka pertarungan. membuatnya menganga makin dalam, menambah kesakitan, berulang-ulang dan berkepanjangan, menghasilkan sebuah penderitaan yang tak berkesudahan.
malam hanya akan bermanfaat, saat jiwa-jiwa bermunajat. saat jiwa-jiwa mampu tunduk tanpa syarat. malam menjadi waktu yang tepat, jika doa-doa tulus dijadikan obat, untuk luka jiwa yang sekarat. hingga ia kembali kuat, untuk menghadapi pertarungan esok yang lebih berat.
malam..., seharusnya menjadi persinggahan, bagi kita yang dengan sungguh-sungguh ingin bertobat.
Jakarta, 24 Februari 2019