Sayangnya, masa depan ketahanan dan keanekaragaman pangan di Indonesia sedang menghadapi ancaman serius. Ini bukan isu abstrak yang bisa disingkirkan atau diabaikan; ini adalah kenyataan yang mengintai di depan mata kita, dan kita tidak bisa hanya duduk berpangku tangan. Mari kita bayangkan sebuah desa, dikelilingi ladang hijau yang luasnya bagai permadani, di mana panen seharusnya membawa senyuman. Namun, yang kita temui justru petani dengan wajah gelisah, matanya redup menatap tanah yang kian meranggas. Ini bukan dongeng atau karangan cerita, melainkan potret getir realitas yang harus kita hadapi. Kita hidup dalam paradoks yang membingungkan: negeri yang dikatakan kaya akan anugerah alam, namun masih menyisakan jerit lapar dan air mata anak-anak yang kekurangan gizi.
Di sinilah relevansi “Forum Bumi yang diselenggarakan Yayasan Kehati dan National Geographic Indonesia” muncul seperti seberkas cahaya yang menembus kabut ketidakpastian. Dalam forum ini, para pemikir, pegiat lingkungan, dan mereka yang mencintai bumi berkumpul untuk merancang masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan. Ada kesadaran mendalam bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal cukup atau tidaknya makanan, melainkan tentang bagaimana kita menghormati dan memanfaatkan sumber daya dengan bijak.