Kota Kediri, 31 Agustus 2024 -- Di tengah upaya global untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan, Desa Tosaren di Kota Kediri menjadi contoh cemerlang dalam mengelola limbah industri makanan dengan inovasi berkelanjutan. UMKM Tahu yang beroperasi di desa ini tidak hanya memproduksi tahu berkualitas tinggi tetapi juga berusaha menangani limbahnya secara efektif. Dalam sebuah langkah progresif, mahasiswa KKN Mandiri UM Surabaya, Rio Tri Handika, telah menginisiasi program-program inovatif untuk memanfaatkan limbah tahu menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat. UMKM Tahu di Desa Tosaren telah menjadi pilar ekonomi lokal, menyediakan tahu yang dikenal dengan cita rasa khas dan kualitas yang baik. Proses pembuatan tahu di sini melibatkan beberapa langkah penting: penggilingan kedelai, pemasakan, pembentukan, pewarnaan dan pemotongan tahu. Setiap tahap memproduksi limbah, baik berupa ampas kedelai maupun limbah cair. Sebagai gambaran, dari satu batch produksi tahu yang menghasilkan sekitar 100 kg ampas kedelai dan 500 liter limbah cair dihasilkan. Limbah ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang serius.Mengetahui potensi dampak limbah, mahasiswa KKN Mandiri UM Surabaya, Rio Tri Handika, bersama warga, meluncurkan inisiatif untuk mengubah limbah menjadi peluang baru. Program ini melibatkan tiga produk utama:
1. POCTA (Pupuk Organik Cair Limbah Tahu): Pupuk ini dihasilkan dari limbah cair tahu yang diolah menjadi pupuk organik. Penggunaan pupuk ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia. Pupuk menggunakan bahan utama dari limbah cair tahu, bioaktivator EM4 dan molase.
2. NATA (Nugget Ayam Ampas Tahu): Ampas tahu yang tersisa dari proses pembuatan tahu diproses menjadi nugget ayam. Produk ini tidak hanya memanfaatkan limbah tetapi juga memberikan alternatif makanan sehat bagi masyarakat.
3. COOTA (Cookies Ampas Tahu): Ampas tahu diolah menjadi cookies, yang menawarkan camilan sehat dengan kandungan protein tinggi.
KEMBALI KE ARTIKEL