Ternyata tidak cuma satu kelompok "gila", yang menyibuki diri dengan pembangkit listrik pasang-surut air laut (Horee… Listrik Dari Pasang Surut Air Laut!), tetapi ada juga kelompok "gila" lain. Kali ini mahasiswa, sarjana, dosen yunior, dosen senior (ah lupa, ada profesornya juga) yang sibuk mengintegrasikan teknologi dengan hobi, sebuah hobi yang terbilang langka tetapi rata-rata orang suka dan senang melihatnya… aeromodeling!
Melalui sentuhan teknologi pesawat aeromodeling yang semula tergolong mainan, bisa berubah fungsi menjadi sebuah produk serius, pesawat sungguhan yang bukan main-main dan pasti bukan mainan. Itulah pesawat nir awak atau tanpa awak. Kelompok ini meluncurkan gagasan untuk membuat pesawat nir awak lain daripada yang lain, sejenis helikopter bermesin 4, QuadRotor (gambar). Namun ketika hendak diwujudkan terbentur komponen. Ada dua komponen canggih yang tidak bisa (baca, tidak boleh) dijual ke Indonesia! (Embargo?) Wah, padahal perangkat ini adalah kunci kendali pesawat bermanuver dan terbang ke sasaran dengan tepat. Tanpa perangkat pesawat tak ubahnya layang-layang putus tanpa benang…
Orang kalau sudah kepepet dihadapkan dua opsi, pasrah menyerah atau jadi jenius. Masa ‘ndak bisa? Diterima sebagai tantangan, tak ada rotan akar pun jadi, coba bikin sendiri dan ...bisa; horee, si QuadRotor terbang juga akhirnya! Dibawa dan dipamerkan di Jerman 2 bulan lalu dan di Koreasebulan lalu berhasil mengundang apresiasi besar. Bangga QuadRotor berhasil jadi unggulan …numero uno!
Tokoh penggerak di balik ini adalah dua rekan saya, satunya adalah Judojono Kartidjo (gambari kiri). (Pasti tanya deh, ...halah, no connection.) Hobi aeromodelingnya sudah dimulai sejak kelas 5 SD dan dalam perjalanannya, penggabungan hobi dengan latar belakang profesi yang elektronika dan dukungan jejaring kepakaran robotika/mekatronika yang dikelola rekan saya satunya lagi, Muljowidodo Kartidjo ( gambar kanan, ke 2 dari kanan) melahirkan lab baru Pusat Studi Sistem Nir Awak dimana QuadRotor ini tercipta. Di bawah ini para "pilot"nya, keroyokan!
QuadRotor di atas telanjang, belum diberi baju; ukurannya 1x 1 meter, tinggi 30 cm, daya penggerak motor listrik, berat 1 kg, dapat membawa beban 0,5 kg untuk kamera/video dan GPS , sanggup melaju dengan kecepatan 50 km/jam dan kecepatan jelajah 10 km/jam, ketinggian terbang sekitar 250 meter, lama terbang 20 menit. QuadRotor sangat diperlukan untuk mengamati kegiatan (surveillance) dari udara seperti SAR, huru-hara, lalu-lintas, dan banyak lagi.
Viva QuadRotor!
Ayo, siapa minat?