Tahukah, teknologi informasi sesungguhnya beroperasi hanya berdasarkan prinsip kerja sakelar (switch)? Sakelar (
switch) yang untuk memadamkan dan menyalakan lampu itu? Benar, dan sakelar listrik ini hanya memiliki 2 keadaan,
tutup (
ada sinyal listrik, lampu menyala) atau
buka (
tidak ada sinyal listrik, lampu padam).
Dua-keadaan ini dinyatakan dengan notasi ‘0’ dan ‘1’, disebut
bit, kependekan dari
binary digit (
binary = dua,
digit = angka). Mana notasi untuk ‘
ada sinyal listrik’ dan ‘
tidak ada sinyal listrik’? Mana saja boleh. Komputer canggih yang dibeli mahal itu, pada hakekatnya tak lain adalah kumpulan ratusan juta sakelar! Sekalar ini begitu istimewa karena dipakai merepresentasikan
informasi dan
kontrol/kendali informasi. Tentu saja jenis sakelar bukan jenis mekanik, tetapi elektronik. Ukurannya sedemikian kecil, jauh lebih kecil dari sel butir darah merah (6 mikron) bahkan bakteri (1 mikron)! Wah? Sungguh.
Tahukah, penyampaian informasi menggunakan sakelar bukan hal baru? Teknologi sakelar untuk komunikasi sudah dikenal dan dipakai sejak 1890. Mungkin di antara kita pernah mendengar kode
Morse,
dit-dit-dit dah-dah-dah dit-dit-dit… yang kalau diterjemahkan ‘
SOS’ (
Save Our Souls, Save Our Ship), artinya ‘
Help!’, ‘
Tolong!’. Kode ini dipancarkan pada saat darurat, atau kejadian gawat, yang menentukan hidup-mati manusia (kapal tenggelam di samudera, tersesat di hutan, dsb.) Sakelar Morse adalah jenis mekanis berupa
tombol ketuk tunggal. Lihat gambar. Dua-keadaan sakelar dibentuk oleh
lama waktu sakelar
menutup;
lama berarti “garis” (‘dah’),
sebentar berarti “titik” (‘dit’). Huruf demi huruf diketuk, ditutup dengan membuka sakelar pertanda satu kata selesai. Begitu seterusnya hingga pesan selesai. Kode Morse sifatnya universal dan difahami di seluruh dunia. Kode masih dipakai sampai sekarang untuk kondisi tertentu. (Dahulu menjadi persyaratan ketrampilan para amatir radio, entah sekarang.)
Manusia dan “mesin” berkomunikasi pakai “kamus” Komputer adalah “mesin” yang hanya mengenal bahasa dua-keadaan atau
biner, ‘0’ dan ‘1’; Morse hanya menciptakan ‘dit’ dan ‘dah’. Lalu bagaimana manusia memahami bahasa mesin yang hanya mengenal
abjad, angka, dan
tanda baca? Sederhana, hadirkan saja
penerjemah atau
kamus. Beres. Dalam dunia teknologi informasi,
penerjemah atau
kamus punya berbagai nama sendiri yang unik:
enkoder-dekoder, enkripsi-dekripsi, LUT (
look up table),
DNS, MAC, NAT, mnemonik, dan lainnya. Jangan hiraukan dulu sekarang, nanti secara bertahap kita akan bertemu dengan kata-kata ini. Intinya sekarang kita tahu komputer itu isinya sakelar dan kamus melulu! Di bawah diperlihatkan contoh kamus, dalam bentuk tabel, bahasa manusia dan bahasa mesin, dari biner dan Morse.
KEMBALI KE ARTIKEL