Soekarno mengatakan dalam pidato terakhirnya pada 17 Agustus 1966,
 "Jangan sekali-sekali melupakan sejarah", mengingatkan kita betapa pentingnya memahami konteks sejarah saat menghadapi masalah di masa depan. Untuk menghadapi kesalahan masa lalu, terutama terkait dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap orang Tionghoa, merupakan bagian integral dari narasi bangsa yang harus dipahami untuk mencegah terulangnya kesalahan masa lalu. Diskriminasi dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dialami oleh orang Tionghoa di Indonesia, mulai dari era Orde Lama hingga kerusuhan Mei 1998. Menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan, yang tidak hanya mempengaruhi komunitas tersebut tetapi juga berdampak pada stabilitas ekonomi negara secara keseluruhan. Hal ini diperparah oleh krisis moneter pada tahun 1998 yang memicu sentimen dari orang Indonesia terhadap Tionghoa, termasuk penjarahan toko dan pelecehan terhadap wanita Tionghoa.
KEMBALI KE ARTIKEL