Manusia adalah mahkluk dinamis yang terus mengada dan menjadi dalam pusaran sejarah (waktu). Eksistensi manusia sebagai being mutlak dalam kategori sejarahnya. Keberadaan aku tidak dapat terlepas dari konsepsi linear tentang waktu bahwa adanya manusia itu: eksis di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Waktu kemudian dipahami sebagai deretan peristiwa yang tidak akan pernah berakhir atau sesuatu yang bersifat material belaka seperti angka-angka yang tertulis dalam kalender. Berdiri sebagai Heideggerian, waktu adalah horizon menghadirkan diri dan melaksanakan tugas sebagai manusia di dunia keseharian. Keberadaan waktu menjadi ultim sebab di dalam waktu manusia menyatakan kehadirannya baik secara in potentia maupun in actu. Sehingga bahwa waktu adalah sesuatu pada proses menjadi tetapi bukan proses menjadi itu sendiri. Senada dengan ini, disepakati bahwa waktu itu adalah numerus motus secundum prius et posterius. Dalam hal ini, waktu menjadi ukuran dari proses menjadinya manusia.
KEMBALI KE ARTIKEL