Awalnya kami terkejut ketika diberi segepok duit sebagai imbalan menulis sebuah buku biografi politik seorang penguasa di negeri ini. Saya heran, kok ada orang rela mengeluarkan uang begitu besar demi sebuah buku yang menurut saya “kurang berkualitas”. Di sampul depan buku itu tertulis nama penulis, tentu bukan nama kami, melainkan nama si pemesan buku dan seorang temannya dari partai yang sama. Selain itu nama 2 tokoh nasional juga tercantum di sana sebagai pemberi kata sambutan. Di sampul dalam tertulis nama editornya, juga anggota partai yang sama dengan si pemesan buku, yang sama sekali tidak mengerti tentang penulisan buku. Nama-nama yang tercantum di buku tersebut setahu saya tidak berkontribusi sedikitpun dalam proses penulisan. Bahkan kata sambutan dari 2 tokoh nasional tersebut juga kami susun sendiri.