Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Artikel Utama

Dinas Gerontik: Mereka Mundur karena Bambu Runcing! (1)

23 Januari 2014   18:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32 222 4

Sedangkan asrama yang ditempati oleh para kakek dan nenek yang sehat, berada di asrama lain. Seperti asrama cempaka, as.kenanga, as.Nusa Indah, as.Anggrek Panda, dan lainnya. Bentuk asrama-asrama ini seperti rumah. Memiliki blok-blok, yaa seperti komplek perumahan. Tiap asrama terdapat ruang tamu, tempat makan,  tempat tidur.

Sedangkan untuk ruangan isolasi sendiri, terdapat 3 ruangan, yakni ruang Isolasi 1 Wanita, ruang isolasi pria dan ruang isolasi wanita 2. Dan kami, anak reguler terdapat 6 kelompok, tiap 1 ruangan terdapat 2 kelompok yang dinas. Yak lengkap, kami bersama mereka, nenek dan kakek yang membutuhkan kepedulian lebih khusus lagi, semoga mengandung hikmah dan berkah : )

Jadi untuk ruangan isolasi sendiri, tipenya seperti sebuah rumah yang plong dengan satu ruangan. Di dalamnya langsung berjejer tempat tidur. Di kiri dan kanan ruangan ada ruangan kecil, untuk ruang isolasi 1 ruangan sebelah kanan adalah dapur kecil, ruangan sebelah kiri adalah ruang kosong, terdapat sebuah tempat tidur, mungkin itu adalah ruang pengasuh. Terdapat kamar mandi di ujung sana. Mereka berumur sekitar 70 tahunan keatas.

Oh ya, Panti Tresna Wreda ini menerima orangtua dengan usia minimal 60 tahun, masih sehat, tidak memiliki keluarga. Nah bagi pekerja hebat diluar sana, jangan sekali-kali menitipkan orangtua disini yaa, dengan alasan apapun. Bukan karena pelayanan panti ini, melainkan bakti kalian. Hei, anda repot mengurusi orangtua yang sudah lanjut usia? Memangnya orangtua anda dulu gak repot mengurusi anda hingga besar? Jangan jadi manusia tak punya bakti yaa, sungguh ridho Allah, pasti ridhonya orangtua juga.

ORIENTASI(KENALAN)

Dines perdana disebuah rumah sakit membutuhkan oerientasi, alias perkenalan. Tidak hanya orientasi pengenalan ruangan saja, melainkan orientasi diri sendiri kepada pasien. Orientasi kepada seluruh pasien pernah kami rasakan di rumah sakit Jiwa, dimana sebagian besar pasien dirawat secara menetap dan belum diketahui kapan pulang. Sedangkan saat orientasi di Rumah Sakit biasa, pada pasien sakit fisik, berkenalan dilakukan tiap melakukan tindakan keperawatan, salam terapeutik namanya. Para pasien yang sakit fisik biasa tentu tak selalu menetap lama, tiap hari pasien selalu datang dan pergi.

Gimana dengan di Panti Jompo ini?Yak. saat itu kami berkenalan kepada tiap penghuni tempat tidur. Ada 9 orang disana, namun ada 2 tempat tidur kosong. Walaupun penilaian pertama kali masuk ruangan... *maaf* pesing, tentu kami maklumi. Kami tersenyum hangat, bersaliman takzim, mendekatkan tangan beliau ke kepala kami sambil menunduk. Yak, mereka adalah orangtuanya orangtua kita kan? Mereka seniornya senior! Mereka hanya bernasip kurang beruntung, mungkin memang karena tak punya keluarga atau karena anak-anaknya yang ‘terlampau’ sukses hingga menjadi kacang lupa kulit pada orangtuanya sendiri. Naudzubillah. Kami berkenalan, mengucapkan nama, walaupun kami tahu, resiko nama kami langsung dilupakan pasti ada. malah hanya beberapa menit, saat ku coba tanya nama lagi.. “Mbah, inget ini siapa?”. “Siapa ya?lupa.. hehe” senyumnya polos. *Dimensia melingkupi merekaa*

Berkenalan pada mereka tak semudah membalikkan telapak tangan hehe, banyak yang terjebak di zaman prasejarah. Awalnya kami senaaang sekali mendengarkan mereka bercerita, bercerita tentang hidup mereka, bercerita tentang masa penjajahan, bicara tentang berbagai hal. Namun.. karena ceritanya selalu berulang-ulang, kami bisa maklum, dan mencarai bagaimana cara halus untuk pergi melakukan hal lain hehe.

HARI PERTAMA

Oke hari itu hari pertama kami dinas. Kebijakan koordinator untuk mengizinkan kami mendapat shift pagi semua kami sambut gembira. Awalnya kan setelah penyerahan mahasiswa berdinas dan diberi jadwal dinas, mereka yang dines pagi lanjut dines pagi, sedangkan mereka yang dines sore, harus pulang lagi, dan datang pukul 1 siang untuk dinas. Ah untungnya setelah penyerahan mahasiswa di Akhir acara, bu Tumiur Sormin memberitahukan bahwa.. “Mahasiswa untuk hari pertama mendapat shift pagi semua..” yuhuu. Aku seharusnya dines sore di hari itu, jadi dines pagi deeh :D

Jadwal dines mulia pukul 8 pagi sampai jam 15.00 sedangkan dines sore datang pukul 13.00 sampai pukul 19.00. waktu di setting agar pas seperti pembelajaran kuliah harian yaitu 7 sampai 8 jam sehari.

Setelah perkenalan beberapa dari kami tersangkut di bed para nenek, bukan karena ada kaitan di bed nya, melainkan si mbah bercerita panjaaang lebar, sehingga menghentikan langkah untuk mengeliling ruangan lagi. Sebut saja namanya nenek Balsem. Menurut beliau, beliau lah yang tertua di ruangan ini. Usianya 96 tahun di tahun ini. Padahal saat ditanya ini tahun berapa beliau jawab “gak tau”. Darimana ngitungnya yak? -_- jadi beliau cerita nih ya, yang kebetulan saat itu kami ngerubung sama beliau, kira-kira ada 4 orang yang mendengarkannya, maklum baru hari pertama. Disebelah kiri si Nenek ada si Welly, sebelah kiri nenek ada Hamberja yang setia pegangin tangan Nenek yang unyu. Mau denger kisahnya?ini dia nih... ini menurut indra pengingatku yaah..

Awalnya si Welly tanya, “mbah gimana perasaan tinggal disini?seneng yah?”

“Bukan masalah seneng gak seneng, kami bersyukurr pemerintah mau menampung kami, kasih kami makan, tempat tidur sama kami.. tuh lihat.. tempat ini sudah di semen, ini karena pemerintah sayang sama kami, pemerintah gak mau kami kabur...(padahal si mbah ada gangguan penglihatan, matanya tak bisa melihat lagi, mungkin dari indra pendengar atau perasa ya, beliau mengetahui yang terjadi di dekatnya). Kita mah bersyukur ajaa..(pake logat Tegal)..”

“Oo gitu ya Mbah.. Mbah berarti udah lahir dong dizaman penjajahan?”

“Londo? (Belanda) ah mbah mah udah lahir. Udah besar pas itu.. tau berapa lama belanda jajah negara kita indonesiyak?”(logatnyaa).

“350 tahun mbah.. jawab Berja.

“Nah mereka itu kalah karena apa?KARENA BAMBU RUNCING!”tuturnya menggebu dengan penekanan yang menohok. “BAMBU RUNCING!Soekarno maju, Soekarno muda yang gagah, mengajak rakyat untuk lawan penjajah pake BAMBU RUNCING! Ada penjajah? Jlejeb! Di tancep pake bambu runcing. Ada Belanda? JLEJEB! Tusuk lehernya pake bambu runcing. Mereka takut sama kita!eh maap mbah malah ngoceh” ucap si mbah sambil meragain seakan-akan dia lagi pegang bambu runcing dan siap menancapkan bambunya ke leher Berja.haha

“Oo gakpapa Nek.. cerita aja gak papa..” jawab kami serempak.

“Lah kan Belanda senjatanya lebih canggih mbah?mereka pake pistol?” tanyaku *coba-coba

“Pistol?mana berani orang dulu pake pistol. Pistol ya adak(logat tegal lagi) tapi orang dulu mana berani nyobain pake pistol. Masih baru, masih belum berani orang Belanda pake pistol. Soekarno itu.. keturunan orang sakti, raja-raja. Jadi kalo ada orang Belanda yang mau nembak Soekarno pake pistol, pistolnya langsung bengkok! Gak jadi ketembak”.masih bersemangat.

“Ooh, emang mbah ngeliat kejadiannya?” tanyaku lagi.

Pandangan mbah ini  yang tadinya lurus, sekarang mengarahkan wajahnya ke wajahku. Seperti bilang ‘Nih-anak-gak-percaya-banget-sama-gue’

“Ck, yaiyalah.. mbah ngomong kayak begini bukan asal ngomong, mbah liat sendiri.. pistol Belanda ini bengkok, gak jadi nembak Soekarno. Eh maap mbah malah ngoceh..” tutur si mbah(lagi) sambil tersenyum, menunjukkan giginya yang masih termasuk banyak untuk usia 90-an.

“Jadi.. Belanda itu.. menjajah bangsa kita, Indonesiyak, dari Sabang sampai Merauke. Mereka mencuri, rakyat kita disuruh kerja rodi, kerja paksa, hasilnya mereka yang ambil?kenapa?kerena negeri mereka Miskin. Negeri kita kaya. Eh maap mbah malah ngoceh..” tutur mbah lagi.

Kami masih mendengarkan sambil meng-kode teman disekitar nunjukkin jari 3, karena udah 3 kali si mbah bilang ‘eh maap si Mbah malah ngoceh’.

“Gakpapa mbah, terus gimana mbah?”

“Nah karena Soekarno, Indonesia jadi merdeka..”

Aku memutus omongan si mbah. “Kan sama-sama rakyat juga mbah berjuangnya?”

“Lah iyak. Itu pasti, ini kan yang punya kekuatan, yang punya semangatin, dari Soekarno dan Bung Hatta, kalo gak ada mereka, mungkin sekarang masih di jajah...ya?”

“Injeh mbah...” jawab kami

“Mbah umur berapa mbah pas Belanda jajah Indonesia..” tanya seseorang.

“Huu mbah udah umur 25 tahun pas itu.. terus tahun 40an.. datang Jepang.. dulu itu namanya bukan Jepang, tapi Nippon..eh maap si mbah malah ngoceh..”

*4 kali mbah, ntar gelas cantiknya dikirim 2 hari lagi yaa*

“Oo, Nippon? Ya mbah tau-tau..”

“Diajarin ya di sekolaan?”

“Iya mbah, dari SD kelas 3 udah belajar sejarah mbah.. kan Jasmerah ya mbah kata bung Karno?”

“Woo iya, bagus-bagus, kalo disekolahan di ajarin sejarah, jangan melupakan sejarah..  jadi.. Jepang itu.. datang ke Indonesia katanya mau kerjasama, tapi pas malem, Jepang suruh matiin semua lampu di gudang hasil tani, hasil bumi, terus di gelap-gelap itu mereka angkut hasil barang Indonesia. Mereka masukin kedalem kapal..”

“Kenapa? Karena negara mereka miskin gak ada hasil bumi... Pas Jepang juga mundur karena bambu runcing, soekarno pidato pakai drum, atasnya dikasih papan tempat Soekarno berdiri.. eh maap si mbah malah ngoceh... ”

“Yaya mbah.. terus?”

“Semuaaa mata ke Soekarno. Semua diam, Soekarno bicara.. Proklamasi kemerdekaan!Alhamdulillah. kita mah bersyukur sama Allah dengan Tuhan, udah dikasih kemerdekaan, sekarang hidup di kasih makan sama pemerintah, mbah mah gak pernah ngedumel. Kalo yang lain ngedumel ini.. itu.. mbah mah diem aja.. meneng..” tutur si mbah.

“Allah dengan Tuhan mbah? Allah kan maha Esa.. masa Allah dengan Tuhan si  mbah?” seseorang bertanya.

Tiba-tiba si mbah berubah ekspresinya, dan ngdumel sambil menunjuk-nunjuk si penanya. Hahaha ini gak usah dikisah kan kali yak, si mbah ini punya ajaran sendiri dari leluhurnya, yaa walau sempet pedes juga judge dari si mbah, di bilang gak diajarin Agama ya sama kiai? Baca Qurannya gak tamat ya? Gak ada pendidikan agama ya di sekolah?” yaa gituu, si mbah tetep keukeuh sama pendiriannya, ajaran nenek moyangnya, dengan perumpamaan dari dirinya dan nenek moyangnya itu.

Namanya orangtua, gimana caranya supaya beliau gak bicara panjang lebar lagi yang ntah juntrungannya kemana kami berusaha mengalihkan pembicaraannya.. “Jadi mbah, Nippon sama Jepang itu sama ya mbah?berapa tahun mbah menjajahnya?”

“Ya jadi..awalnya kan Nippon organisasinya, terus jadi Jepang, itu 3 tahun jajah kita, mereka pencuri...bla-bla..” kembali. Akhirnya si mbah mengulang kisahnya lagi. Mau tau kisahnya? Kamu baca lagi aja dialog ceritanya si mbah, insyaAllah sama!si mbah hanya mengulang saja. Oke, yang diatas pun gak terlalu lengkap penuturannya, masih panjaaang, ah nanti malah jadi serita gak berujung lagi. :3

NENEK HAPPY

Nenek ini merupakan salah satu nenek paling lincah diruangan ini. Hobinya jalaaan mulu. Dengan perawakan rambut ikal, berdaster, jalan perlahan tapi pasti dan wajah oriental, tanpa gigi. Dari awal, beliau sudah menyambut kami dengan ketawanya yang mirip artis terkenal di sinetron ‘Misteri Gunung Merapi’

“Hai Nek.. namanya siapa?”

“Namanya (sebutsaja) Sindi.. Hihihihi.... huehehehe....” jawabnya sambil tertawa-tawa menutup mulutnya dengan tangan.

Kami bingung, kemudian tertawa juga. Hahaha.

Karena wajahnya mirip orang Cina, aku mulai bertanya.. “Mbah, mbah orang Cina ya?”

Seketika, mata si mbah membesar, agak melotot. “Orang Cina?sembarangan. orang Sunda geh, sembarangan..” senyumnya langsung lenyap, dan terlihat ekspresi sebal dari wajahnya. Entah apa yang membuat si Mbah ini sensitif dengan kata ‘orang Cina’ ada sesuatu di pribadinya mungkin yaa.

“Rumahnya dimana?”

“Ya disinilah.. dimana lagi... hahaha, hihihi tanya rumah dimana, ya disinilah..” lagi-lagi si mbah riang banget.

“Oo disini, enak gak mbah disini?”

“Ya enaklah, dikasih makan...”

“Punya anak mbah?”

“Anak lagi sekolah..” . “Suami mbah?”. “Suami Kerja..” . “Mbah umur berapa?”

“10 tahun kali..hahaha hihihi.. “ jawab si mbah.

Waah, dari pertanyaan terakhir bisa disimpulkan bahwa jawaban si Mbah tidak bisa dipertanggungjawabkan -_-

Oke banyak kisah yang udah terjadi di hari pertama. Masih ada 8 hari kedepan. Walaupun sebenarnya hari ini(23 januari 2014) sudah merupakan hari ke 4 bagi kami. tetap banyak kisah yang diceritakan oleh para mbah. Menyusul yaa postingannya.

Kesimpulannya, sebagian besar para nenek yang berada di ruangan ini merupakan nenek yang tidak memiliki anak, tidak memiliki saudara yang mampu mengurusnya lagi, tidak memiliki tempat tinggal tidak memiliki penghasilan. Bahkan menurut pak Maman saat penyerahan mahasiswa, terakhir ada klien sepasang suami istri yang sudah tua ditemukan telantar di terminal rajabasa. Ternyata mereka dari Bali, ke Batam untuk menemui saudaranya, tapi gak ketemu, mungkin gak punya uang lagi, akhirnya entah gimana cerita telantar di Terminal Rajabasa.

Gimana?ini baru 6 lembar kawan. Doakan aku sehat terus ya, supaya tetep bisa nebar pengalaman sambil bagi buah kebaikan didalamnya. Apa yang bisa kita tuai dari ribuan kata diatas?yak hargai orangtua, seperti orangtua sendiri. Jangan menjadikan mereka sebagai beban namun ingatlah jasa mereka dulu, sebelum kita lahir atau sewaktu kita kecil. Orangtua? Dari rambut putihnya, terdapat jutaan kisah klasik didalamnya.  Ada postingan selanjutnya menyusul. Tenang. Setelah tau begini, jadi mikir, wah kelak harus punya anak minimal 3 nih, supaya masa tua tak telantar. Hehe

Salam!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun