Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Calon Perawat Kompak, Reguler on The Beach

7 April 2013   20:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:34 332 1

Sabtu,6 April 2013

What a nice day!!

Akhirnya kelas reguler bisa merealisasikan keinginan untuk jalan-jalan kelas, rekreasi bersama untuk menghilangkan penat kuliah, serta meningkatkan rasa saling menyayangi, kerjasama serta kekompakan. Acara ini awalnya adalah ide dari para pria di kelas reguler sejak bulan Maret 2013. Tadinya banyak hambatan dan kendala, sehingga beberapa kali menunda perjalanan ini.

Langsung saja, hari ini pukul 7 tepat kami harus sudah berada di kampus Poltekkes. Seharusnya. Tapi yaa karena orang Indonesia, dan saling menunggu teman yang belum datang, akhirnya kami baru bisa berangkat pukul 8 pagi. Tujuan perjalanan kami hari ini adalah ke Pantai Kelapa Rapet (KLARA). Kami menaiki bus. Di bus kami tentunya bersenda-gurau, seru-seruan, tertawa sampai ngakak. Foto-foto perjalanan, sambil video oleh Acul yang mewawancarai tiap penghuni bus satu-persatu. Bus dengan full Ac ini membuat perjalanan kami nyaman dengan diiring musik muda zaman sekarang.

Sampai di Klara kira-kira pukul 9 pagi, kami membayar karcis bus yang masuk. Karena gairah kaula muda, sesampainya kami segera foto-foto, jepret sana-jepret sini. Syukurlah bukan hanya seksi dokumentasi yang bawa kamera, tapi rata-rata anak-anak reguler ini bawa kamera masing-masing atau gadgetnya sendiri yang memperluas kelas kami untuk mendapatkan foto sebanyak-banyaknya.

Oh ya, perjalanan ini memang sudah tersusun rapi, dengan panitia-panitanya tersendiri. Karena notabene ini adalah acara kelas, jadi ada seksi konsumsi, seksi acara, seksi dokumentasi, sampai seksi keamanan. Untuk seksi keamanansendiri koordinatornya adalah seorang berbadan besar, berwajah sok imut bernama Dyto Pandu Pratama dia sudah siap alat, membawa peluit, membawa pentungan satpam. Entah dia minjem sama siapa. Sedangkan seksi konsumsi digawangi oleh Cintia Widia Utami yang sudah terkenal kehebatannya dalam mengurus dan mengatur keuangan untuk konsumsi supaya mendapatkan makanan yang enak, lezat, namun terjangkau. Ya, itulah Mak Cintia.

Sebelum kami khilaf dan foto-foto lebih jauh, kami diingatkan oleh Farih Jaya Ahmadi, kalau foto-foto ditahan dulu, kita mau mengatur acara hari ini. Acaranya ada beberapa game yang sudah diatur untuk menjalin kekompakan dan sportifitas kami. Tapi, karena sudah pukul 10 pagi, kami tidak tahan untuk menahan lapar, karena memang setelah sarapan, lambung kita beres menggiling semua makanan tadi pagi, dan selesai mencerna pada pukul 10 pagi, oleh karena itu alangkah baiknya untuk makan makanan ringan. Yak oleh karenanya kami diberikan snack dulu oleh seksi konsumsi dan minum es yang menyegarkan disiang hari yang santai. Disela-sela kami makan camilan dan es yang menyegarkan, kami dihibur oleh petugas keamanan yang merangkap pengamen karena ke nistaannya terhadap perempuan. Eh bukan, si Ditoc ini ingin menghibur kami semua, tapi.. sambil membawa gelas akua kosong berharap ada yang memberi beberapa perak untuknya, gak salah-salah lagu yang dibawakannya adalah lagu band terkenal sekota Lampung dan di belantika musik Indonesia, Ditoc membawakan lagu.. KANGEN BAND!!Prok..Prok..Prok... dengan kacamata besarnya yang hampir mirip burung hantu, badannya yang jangkung dan kaos biru yang oke abis, diiringi dengan Dody, eh Farih yang membawakan gitarnya dengan handal. Yang bikin lucu adalah ekspresinya dan suara Ditoc yang cetar banget, membuat matahari yang terik jadi rada mendung, sekali lagi hal itu membuat Dito jadi artis lawak banget karena lucu dan banyak yang mengambil foto dan merekan dalam video. Mungkin ia berharap akan menjadi artis cilik seperti Tegar yang sukses karena Youtube-nya. Well Setelah makan camilan, kami harus melakukan acara selanjutnya.. GAME!

Seksi acara diatur oleh Welly Anggara selaku wakil ketua HMJ jurusan keperawatan. Ia mengatur games sedemikian rupa. Yaitu pipet(sedotan) dan karet gelang! Sebelumnya kami gak tau, kita bakal ngapain?apakah kami akan saling mengkelabang rambut teman-teman perempuan?lalu meng-konde teman lelaki dengan pipet itu?untunglah tidak. Gak habis fikir kalo tiba-tiba game jadi acara salon-salonan seperti itu -__-

Ah ternyata game ini sudah pernah dikenalkan kepada kami. Saat pps atau Ospek! Ya gue inget banget. Saat itu ospek di Tabek Indah, dengan gaya kucel pakai seragam ospek karet gelang dimasukkan kedalam pipet yang sudah diletakkan didalam mulut. Kemudian teman yang lain mengambil karet gelang itu dengan pipet juga yang berada di dalam mulut teman lainnya. YA, begitu juga game kali ini, bedanya kami gak terlihat kucel, kami terlihat trendy dengan pakaian bebas masing-masing, kami bebas tertawa, berteriak dan lari-lari di area itu, karena ini acara kami. Acara kelas reguler prinbadi. Jadi karena yang memandu game teman sendiri, gak jarang kalo kami susah diatur, lebih banyak cepet-cepet, curang dan jahil-jahilan. Dengan konsekuensi yang kalah harus di bully!

Dalam game ini pertama, kami semua (kecuali para penjaga tas) membentuk lingkaran. Kami berhitung 1 sampai 5 setelah itu terbentuklah lima kelompok. Gue sendiri dapet kelompok lima yang beranggotakan Acul, Farih, Yuna, Ade dan gue sendiri, Hardi sebagai anggota selundupan dari kelompok lain. Terus paling depan ada Welly yang ikut jadi pembuka game di kelompok kami. Setelah semua tertib dan dapat dikondisi kan, kami semua siap. Dan kami mulai games! Kami memindahkan satu persatu karet gelang yang telah disediakan, untuk dikumpulkan diujung barisan. Game berlangsung seruu, kadang kami harus berjongkok-jongkok untuk menenempatkan karet gelang kearah pipet kawan sendiri, sampai terjatuh-jatuh dan harus mengulang lagi. Ternyataaaa pada akhir permainan, terdapat beberapa kenyataan bahwa ada dua kelompok yang di diskualifikasi karena kepergok curang. Hahaha. Dan untungnyakelompok gue terkenal sportif dan tidak di dis!dua kelompok bertahan dan karet dihitung. Kelompok gue sama kelompok 3 lah yang dihitung. Kelompok gue dapat 8 karet gelang dan kelompoknya Agung ini mendapat 9 karet gelang, ah selisih tipiiis. tentunya game ini jadi seruu karen apenuh tawa canda jahil-jahilan anak kelas. Well, akhirnya yang kalah tentu saja kelompok yang di diskualifikasi doong. Mereka akan di bully! Dalam hal ini adalah candaan kok.. bully nya tentu disaat yang tepat huahaha.

Setelah game itu, beberapa mulai bergerak menyiapkan buah-buah segar, memotong menjadi ukuran kecil dan siap jadi cuci mulut seusai makan siang. Seksi konsumsi telah menyiapkan bumbu kacang dan aneka buah yang siap kami petis nanti!nyaaam. Karena hanya ada beberapa pisau untuk memotong para buah, kami memencar.. para lelaki mulai bermain futsal dan voly pantai, sebagian kaum perempuan memotong buah dan sebagian lagi... mencari dokumentasi, Foto!hehe. tentu saja kami tidak melupakan foto bersama dengan orang-orang yang lengkap..

Setelah itu sekitar pukul 12 siang kami mulai lapar. Dan si Bir, alias Cintia tau banget itu, sehingga ia telah menyiapkan segala kebutuhan konsumsi kami siang ini.. kami segera dibagikan dengan adil.. pertama kami diberikan bungkusan lalap-lalapan untuk satu orang satu bungkusan bungkusan itu berisi kemangi, kol, timun, dan sambal terasi. Kemudian ia membagikan lagi sebungkus sayur asam untuk satu orang, dan bungkusan nasi. Kemudian Cintia bilang..

“Yaudah woi, silakan di makan...”

Wajah kami langsung kusut.. “Yaaaah boong banget sih Biiiir.. : (“ jawab kami serentak.

“Hehe candaa.. ininih,oper ke yang lain...” ungkap Bir.

Yak inilah si bigboss nyaa, ayam bakar!yuhuuu. Ayam bakar itu masing-masing dibungkus rapi. Hanya tampak luar lipatan kertas, tapi untuk mengetahui bentuk ayam ini, apakah bagian Dada atau sayap harus penuh ketelitian, harus ada perjuangan juga, karena sebagian besar kami memilih dada bukan sayap! termasuk gue sendiri yang jeli untuk memilih Dada ayam dari pada sayapnya. Haha pilihan yang banyak dagingnya wkwk. Dan bagi yang hanya mendapat sayap mereka harus berlapang dada dan menikmati si sayap ayam.

Sampai-sampai beberapa dari kami ada yang bilang..

“Ayo yang alergi ayam.. kasih ayamnya ke gue..”

“Ayo yang lagi diet ayam kasih ayamnya ke gue..”

Kami makan dengan tenang dibawah pohon yang rimbun, dengan tikar yang teduh dan rasa hangatnya kebersamaan, sesekali beberapa blits menerpa, yaah inilah momment, harus didokumentasikan!

Taklama.. matahari yang sejak tadi cerah kini sinarnya tak terpancar lagi pada kami yang sedang makan dibawah rimbunnya daun itu. tak lama hujan rintik-rintik menerpa kami.. kami tetap makan dengan nikmat, walaupun lama kelamaan basah juga karena rintiknya hujan, kami memesan tiga pondok sekaligus untuk mengantisispasi hujan. Beberapa dari kami yang gaka sanggup makan dengan air huja, alias makin basah saja makan siang ini, sebagian segera pindah di pondokan. Namun ada sebagian dari kami yang sudah dalam PW alias posisi wuenak makan. Tidak bisa diganggu gugat, karena biasanya kalo posisi wuenak mereka pindah, takutnya makan siangnya jadi gak nikmat lagi. Jadi sebagian dari kami tetap stay makan siang dibawah pohon besar ada kira-kira 8 orang termasuk gue sendiri hehe. Kami tetap makan walaupun makin lama nasi makin basah, dan si ayam bakar sudah mau neduh, lari ke pondokan juga tapi gue dan beberapa kawan lain tetap menahan ayam bakar gue serta lauk siang tadi. Kami tetap makan siang dengan nikmat walaupun durasinya kami percepat, kunyahan demi kunyahan kami percepta agar ayam bakar kami tidak kedinginan, eh maksudnya baju kami tidak basah. Akhirnya setelah selesai makan kami segera mengangkut tas, dan segara ngacir ke pondokan. Gak heran kalau akhirnya kami cuci tangan bekas kami makan dengan air laut. Maklum air hujan nya hanya rintik-rintik, walaupun agak lebat. Biarlah makan siang kami dinikmati pula oleh para ikan di pantai Klara ini, melalui jari-jari yang penuh tempelan nasi, sambal terasi dan serpihan ayam bakar seusai kami makan. (ah klise).

Kami berteduh di pondokan kecil tepi pantai Klara. Kami duduk tenang mengobrol dan bercanda ria. Masih dengan candaan ala anak kuliahan. Kami melihat kearah pantai yang indah dengan rintik hujan. Air laut seperti memiliki banyak ikan, karena tetesan hujan yang banyak dan mengiri ombak disana. Indah banget... gak sedikit bagi kami yang bilang..

“Indah banget yaa.. kapan kelas kita bisa begini lagi.. pasti jarang banget kita punya waktu..”

Ya. Kami memilki setumpuk perkuliahan dengan tugas yang berentet tiap harinya, belum lagi tekanan SKS yang berentet dan menekan kami untuk terus melakukan sesuatu untuk perkuliahan mempelajari berbagai ilmu keperawat serta praktiknya yang harus memadai. Ditengah pembisaraan kami, tiba-tiba kawan kami dari pondokan disebelah datang secara heboh dengan membawa piring berisi setumpuk buah-buahan serta sambal kacang yang menggugah selera. Yak!petisan! petisan yang sejak tadi kami nantikan. Yuhhuuu. Kami segera berebut, kami gak anarkis, kami mengambil segala yang ada di piring itu, sambil bercanda-canda.. dan dokumentasi tentunya. Klik!

Makan petisan sudah, kami masih menikmati keindahan tepi pantai yang diguyur hujan hari ini. Mulai dari pondokan sebelah kami yang memang anak kelas reguler semua, para lelaki itu mulai beraksi dengan kejahilannya, mungkin untuk merealisasikan bully-an saat permainan. Mereka menarik teman lelaki lain, menggotongnya, serta melempar mereka ketengah pantai, dan Byuuur! Otomatis badan basaaah. Korban pertama adalah si Hamberja, kemudian disusul yang lainnya, seperti Edi, andika, Acul, Agung, dan semuanya seperti kena kejahilan para lelaki reguler ini. Untuk si Acul sendiri ekspresinya saat digotong sangat terlihat pasrah, dan ketika dia akan diceburkan, dan kamera menghadapnya, si Acul masih sempat bergaya memberikan dua jarinya ‘peace’ kearah kamera. Oh dasaar narsiiiis! Memang ribut-ributnya, ketawa-tawanya para cowo itu beda banget, sudaranya gede banget, kayak orang mau mukulin maling. Setdaaah.

Ternyata kaum perempuan juga gak kalah kena sasaran, sebagian besar perempuan gak bawa baju ganti. Dan si Farih bilang..

“Ayooo si Mira.. Mira ceburin juga!”

Dan para laki-laki datang mengepung mira, mulai menarik kaki tangannya. Mira jerit gamauuuu, dan si Farih tadi datang seperti pahlawan dan..

“Udah.. jangan woi...jangan...!” sambil mengepalkan tangan becanda ingin memukul.Para pria reguler mulai mundur sambil cekikikan.

“Huuuuuu, apalah Farih, tadi aja sok ngajakin, sekarang sok ngebelain” jerit para wanita di pondokan sambil ketawa ngakak.

“Hahaha iyaya, padahal dia yang ngusulin narik Mira...” pendapat sama dari pondokan yang sama dengan tawaan.

Setelah semua pria reguler sukses diceburkan, para pria reguler ini berfoto bersama dengan badan basah kuyup karena hujan dan karena air laut, foto seperti pesepak bola yang akan tanding. Foto dengan gaya meloncat dan lain sebagainya, yang jelas bukan foto jari telunjuk ditempelkan ke mulut yaah. Setelah itu mereka ke tengah pantai, karena mereka tidak melewati bendera merah pembatas pengunjung. Yang mungkin lebih dalam. Mereka berjalan perlahan beriringan, membawa bola Voly bermerk Mikasa itu. Mereka bermain volydengan baik, walaupun berada di tengah air. Mereka keren banget dari kejauhan, dari pinggir pantai, dengan rintik hujan. Mereka melempar bola dengan indah, dan semua tampak keren. Kami sendiri sebagai wanita yang melihat merasa iri dengan lelaki..

“Ah mereka mah asik ya, gak ribet kayak cewek..” itulah yang banyak digumamkan para wanita penghuni kelas reguler jurusan keperawatan angkatan 27 ini.

Setelah lumayan lama, air mulai mereda. Hujan mulai berhenti turun. Terlihat mulai banyak pengunjung di pantai Kelapa Rapet ini. Ada pengunjung yang menggunakan bus pariwisata, ada pula para mahasiswa dari universitas Jambi yang katanya akan mengadakan penelitian, dan banyak juga masyarakat yang menggunakan mobil prbadi untuk rekreasi bersama keluarga. Kami segera bergegas menuju kamar kecil, kemudian ke mushola yang berada di pintu masuk pantai Klara ini. Kami harus menjalankan kewajiban! Sholat dzuhur tentunya! Setelah kami sholat dan hendak kembali kepondokan, si Farih menawarkan untuk menyebrang ke pulau dengan tarif 15 ribu per orang. Kami berfikir ulang.. dan ah kami menjaga barang aja yaah, jadi sebagian dari kami berangkat menyebrang pulau.

Dan kemudian ada tawaran lagi untuk berkeliling mengitari laut dari ujung ke ujung dengan perahu, dengan tarif 5 ribu rupiah. Mungkin kalau sekedar berkeliling diatas perahu sambil menikmati keindahan alam, pohon-pohon, air yang segar dan kecipak air karena kaki yang bergesekan dengan air laut. Yak boleeh, satu perahu untuk 15 orang, tepat! 15 orang untuk diperahu dan 4 orang yang menjaga barang-barang di pondokan. Yuhuu kami masuk ke perahu, duduk dengan manis. Perahu mulai ditarik ke tengah dan mesin mulai dinyalakan.. Yak kami berangkat... benar-benar menggugah fikiran, merefresh perasaan, melihat alam sekitar, warna hijau dari gunung dan bukut-bukit, pohon kelapa yang berbaris dengan indah, serta laut di bawah kami.... air yang warnanya hijau biru, karang yang terlihat megah dari transparant nya air laut. Kami mulai merelakan kaki kami untuk menyentuhnya, air laut yang sejuk, dan membuat kami basah dan semakin membuat kami menggulung celana jeans yang kami kenakan. Tidak kami lupakan, berfoto bersama! Kami memang berbeda perahu dengan anak reguler yang menyebrang ke pulau, tapi kami yakin sensasinya akan sama. Karena sama-sama mengarungi laut yang indah ini. Ciptaan Allah Subhanahuwataala.

Setelah berkelilng sekitar 15 menit kami habiskan untuk meresapi keindahan ciptaan Allah SWT. Kami kemabali ke tepi pantai, Aya sudah menyambut kami dengan kamera LSR nya, ia mulai mendokumentasikan kami yang akan turun dari perahu bermesin itu. setelah memberikan bayaran sesuai perjanjian, kami masih menunggu para anak reguler yang menyeberang pulau. Dalam penantian kami menunggu, kami melakukan kegiatan berjalan dipinggir pantai layaknya orang galau, melepaskan ranting kayu agar seolah-olah seperti perahu kertas, dan menyanyikan lagu oleh Maudy Ayunda itu. Sialnya, perahu kertas milik Tesi, yang jenisnya ranting pohon ini malah mengkol dengan yahut di kalimat.. “Melaju..”. Tesi menyanyikan..

“Perahu kertas.. ku kan melajuu..” toet, dan si kayu pun mengkol secara mengejutkan. Hal itu menimbulkan gelak tawa dan jadilah si Tesi bahan bully kami hahaha. Dan selanjutnya kami melakukan kegiatan yang sangat tidak berarti, yaitu membuka batu karang dipinggir pantai, lalu melihat celah dan mencari kepiting kecil, dan menggapai remis kecil yang lekat menempel dibatu karang itu.. oh kegiatan apakah ini... lalu kami melakukan kegiatan yang nista berat. Si Ade malah ngajakin minum air laut.. kalo kata Tana,

‘nenek-nenek kejepit ventilasi juga udah tau air laut itu asin.’

Tapi kali ini Ade seriusan, dia beneran nantangin, dia udah siap akua gelas dia bilang..

“Kalo gue bisa minum air laut ini, kalian juga harus minum ya!” ajaknya tegas kepada gue dan Vivi, tatapannya tegas seperti abang security yang ada di Poltekkes, membuat kami menanggapinya dengan serius.

“Ha?serius de?gak kebayang gue se-asin apa..” gue masih ga percaya ajakan itu.

Si Vivi malah semangat.. “Yaudah De, ayook. Lo duluan!”

Si Ade mulai mendekatkan mulutnya ke akua dan srup! Masuklah airlaut itu kedalam mulutnya. Baru sampe lidah, mata Ade udah sipit saking gak tahan asinnya, dan mengeluarkan segala air laut yang tadi masuk kemulutnya. Kemudian giliran gue..

Gue mulai mencoba perlahan mendekatkan akua gelas kemulut gue, dan .. Yak Asiiiin! Gue langsung reflek melepeh air laut yang dimulut gue, kemudian giliran Vivi. Emang dasar si Vivi bocah ajaib.. jadi air laut yang setengah gelas akua itu.. diminumnya beneran..

Glek..glek..glek..glek.. yap!si Vivi meneguk banyak air laut itu, sampai akhirnya kami menyadarkannya dan barulah ia sadar..

“Vi.. udah Vi.. Stop! Bukan gini caranya mengakhiri hidup udah Vi.. biarin aja mantan lo pergi..” Ups!bukan. bukan itu yang saat itu kami katakan. Kami menyadarkan Vivi untuk stop minum itu! si Vivi langsung sadar, dan melepeh semua yang ia minum.

“Emang rasanya apa Vi?”

“Ya Asin. Banget.”

Kalo asin banget kenapa bocah ini nafsu banget minum tu air laut -__-

Ternyata ada seseorang yang datang dan tertarik dengan ritual kami, Nah barangsiapa yang mau ikutan ritual nista ini bakalan sah jadi anggota genk Klara di pantai ini!huahaha

dan seorang Tesi Noviana datang dengan cengar-cengir dengan gaya Cino nya yang kental. tiba-tiba dia mendekati gue, ade, dan Vivi yang sudah sejak tadi di tepi pantai dengan air setinggi patela itu,

"Ayo Tes, sinii.." gue naik dan menarik Tesi.

"Tes, lo harus ikutan, lo harus minum air laut ini juga, biar lo tau rasa air laut itu ASIN!"

"Iyalaaah asin -__- " jawab ntes

"Makanya lo harus cobain.." gue langsung ambil air laut secara asal kedalam gelas akua gelas.dan gue berikan kepada Tesi dengan tatapan nista.

masih polos, si Tesi tanpa Ba-bi-bu langsung nyobain. Dimasukannya air laut itu kedalam mulut dan.. Yack! Tesi langsung melepeh.

"Yeeey!berarti lo resmi jadi anggota genk Klara yeeey!" teriak ade dan Vivi penuh durjana.

Dan kemudian, mangsa selanjutnya adalah Ncep Markecep, yang style nya seperti Syah rukh khan, Eh Syahrini. dan Ncep menolak dengan tegas, seperti Desi Ratnasari, ia NO COMMENT! dan segera ngacir lari, menghindari serbuan huahaha.

Gak lama dari kelakuan nista sebagian dari kami, mereka kembali... rombongan Hardiansyah, Scorpio, Mader, Fili, Kak Nanda, Tetu, Acul dkk kembaliii! Kami masih bersantai sejenak, membeli es doger dan siomay yang ada disekitar pantai.

Setelah agak lama, sekitar pukul setengah 4 sore kami sudah lengkap di bus. Dan siap kembali ke Poltekkes. Kemudian pulang kerumah. Masing-masing dari kami membawa pengalaman tersendiri, membawa berjuta memori dari tempat ini, pantai Klara yang membuat kelas kami lebih hangat, lebih bekerjasama dan lebih erat persaudaraannya, didalam bus kami berdendang riang, menyanyikan berbagai lagu dengan petikan gitar seorang Acul kegiatan kami diakhiri oleh lagu milik Sheila On7 yang berjudul Sebuah Kisah Klasik, dan lagu Project Pop bejudul ‘ Ingatlah Hari Ini’.

“Bersenang-senanglah, karena hari ini akan kita rindukan, dihari nanti.. sebuah Kisah Klasik untuk masa depan .”

“Kamu sangat berarti, istimewa di hati, selamanya rasa ini, jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing.. INGATLAH HARI INI.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun