Lelaki kurus berbaju hitam itu berlari kencang. Dia meninggalkan teman-temannya yang masih nongkrong di pagar beton sebuah kantor di bilangan Diponegoro tidak jauh dari Megaria. Suatu sore awal minggu ini. Dia, sambil menenteng gitar kecilnya, memburu metro mini yang memburu datang dari arah berlawanan. Dengan sigap dia naik. Langsung beraksi. Melantunkan lagu-lagu perjuangan hidup. Mengharapkan beberapa rupiah dari penumpang yang jumlahnya tidak seberapa.
KEMBALI KE ARTIKEL